Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemendikbud Ristek Apresiasi Program Guru Keliling di Polewali Mandar

KOMPAS.com - Luasnya wilayah Indonesia menjadi salah satu kendala dalam melaksanakan program pemerintah dalam hal pemerataan pendidikan.

Terlebih saat kondisi pandemi Covid-19, saat siswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) namun layanan internet belum bisa diakses di seluruh pelosok Indonesia.

Untuk memenuhi hak pendidikan bagi anak-anak khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) yang memiliki kesulitan dalam mengakses pembelajaran, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat mempunyai program khusus.

Program ini disebut Guru Keliling atau Guling. Alhasil program ini turut diapreasi Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Sri Wahyuningsih.

Program pemenuhan hak pendidikan siswa

Sri Wahyuningsih mengapresiasi program Guling yang diinisiasi Kabupaten Polewali Mandar sebagai upaya pemenuhan hak pendidikan bagi siswa.

Sri Wahyuningsih mengungkapkan, berbagai masalahan pendidikan timbul selama pembelajaran yang dilaksanakan dalam kondisi pandemi Covid-19 ini. Diantaranya adalah penurunan capaian belajar hingga banyak siswa yang putus sekolah.

Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan PJJ, akan tetapi metode tersebut tidak dapat dilakukan secara maksimal karena persoalan latar belakang daerah di Indonesia yang berbeda-beda.

"Berdasarkan hasil riset dan survei dari berbagai lembaga Indonesia dan dunia, penurunan capaian belajar akibat PJJ utamanya terjadi di kelompok anak kurang mampu," ungkap Sri Wahyuningsih seperti dikutip dari situs Direktorat SD Kemendikbud Ristek, Kamis (21/10/2021).

Turunnya capaian belajar siswa

Selama PJJ banyak persoalan yang terjadi sehingga menurunkan capaian belajar siswa atau learning loss.

Untuk siswa SD, ditemukan realita bahwa Pekerjaan Rumah (PR) atau tugas para siswa justru dikerjakan para orang tua. Sehingga mempengaruhi penilaian capaian belajar yang kemudian rentan terjadi learning loss.

Selain itu tingginya tingkat pernikahan dini terjadi di daerah yang ekonominya rendah (daerah 3T). Ini salah satu permasalahan sosial yang juga mempengaruhi pendidikan.

Dia tak menampik hal tersebut terjadi selama pandemi Covid-19 ini. Untuk menjawab segala tantangan tersebut pemerintah tidak pernah berhenti mengeluarkan berbagai kebijakan dan program untuk mendorong serta mempercepat peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Diharapkan program Sekolah Penggerak bisa menggerakkan lebih cepat kemajuan pendidikan di Indonesia, terutama dari aspek pola pembelajaran.

Program ini memperkuat kemampuan digitalisasi dan sifat impulsif untuk menghilangkan 3 dosa di dunia pendidikan yakni bullying, narkoba, kekerasan seksual yang terjadi di sekolah agar tidak menjadi norma. "Hal tersebut akan menimbulkan dampak buruk yang luar biasa," tandas Sri Wahyuningsih.

Polewali Mandar berhasil keluar dari kategori daerah 3T

Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar Hamka menambahkan, sebagian besar daerahnya sudah satu tahun ini berhasil keluar dari kategori daerah tertinggal (3T).

Polewali Mandar memiliki sekolah dengan jumlah TK sebanyak 500 sekolah, SD 323 sekolah, dan SMP 86 sekolah. Meski demikian, Hamka menyampaikan masih ada daerah yang tertinggal.

"Salah satu daerah yang masih tertinggal adalah Kecamatan Matana, sebuah kecamatan yang paling jauh. Selain itu juga anak-anak di kecamatan tersebut sulit untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh karena kesulitan mendapatkan jaringan," beber Hamka.

Karena persoalan ini, Kabupaten Polewali Mandar mempunyai ide untuk membuat program Guling atau Guru Keliling selama masa pandemi dengan membuat sistem belajar kelompok yang berisi 4-5 orang per kelompok.

Di sisi lain satuan pendidikan di Polewali Mandar juga sudah menjalankan PTM terbatas yang dilaksanakan dalam 2 shift pagi dan siang. Dengan jumlah maksimal untuk SD 14 siswa dan SMP 16 siswa dalam 1 ruangan.

"Tapi kami masih memiliki kekurangan yaitu para siswa masih saling menunggu temannya sehingga menimbulkan kerumunan," pungkas Hamka.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/10/21/161100371/kemendikbud-ristek-apresiasi-program-guru-keliling-di-polewali-mandar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke