Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Deterjen Ramah Lingkungan Inovasi Mahasiswa UGM

KOMPAS.com - Setiap hari, masyarakat pasti menghasilkan limbah rumah tangga. Sama halnya dengan limbah khususnya deterjen.

Jika diakumulasi, limbah tersebut dapat mencemari lingkungan perairan. Pada limbah deterjen terdapat senyawa fosfat yang akan memicu adanya peristiwa blooming algae.

Atau ledakan populasi fitoplankton pada perairan yang dapat menimbulkan masalah rasa dan bau sehingga menyebabkan kualitas air menurun.

Tak hanya itu saja, semakin tinggi akumulasi limbah deterjen pada air maka semakin rendah suplai oksigen yang terlarut di dalam air.

Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya proses respirasi pada ikan sehingga populasi ikan dapat menurun.

Berangkat dari permasalahan tersebut, tim PKM Universitas Gadjah Mada (UGM) menggagas deterjen ramah lingkungan.

Melansir laman UGM, Selasa (21/9/2021), mahasiswa itu ialah Mutiara Selvina dan Aldian Fahrialam dari Program Studi Teknik Geologi, Leonardo Anthony Wijaya dari Program Studi Teknik Kimia, serta Aulia Rahmah Karunianti dari Program Studi Kimia di bawah bimbingan Dr. Ir. I Wayan Warmada.

Menurut Tiara, Ketua Tim PKM, keunggulan dari deterjen ramah lingkungan ini adalah penggunaan mineral zeolit alam yang berada di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul sebagai pengganti senyawa fosfat pada builder agent.

Dalam prosesnya zeolit akan dikarakterisasi terlebih dahulu dengan analisis laboratorium berupa analisis:

1. X-Ray Diffraction (XRD)

2. X-Ray Fluorescence (XRF)

3. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Analisis tersebut dilakukan guna mengetahui kandungan senyawa dan mineral yang ada pada sampel zeolit, serta kemampuannya dalam menukarkan kation.

"Deterjen yang telah dibuat dengan campuran zeolit dianalisa kualitas dan tingkat ramah lingkungannya," ujar Tiara dikutip dari laman UGM.

Menurutnya, hasil menunjukkan konsentrasi zeolit yang ditambahkan pada deterjen berhubungan dengan kelangsungan hidup ikan sebesar 297,29 persen.

Lebih lanjut, Tiara menjelaskan bahwa penambahan zeolit juga berpengaruh terhadap stabilitas busa deterjen dan wujud fisik deterjen yang dihasilkan.

Semakin tinggi konsentrasi zeolit maka busa akan lebih stabil yang berarti kadar surfaktan dalam deterjen meningkat dan dapat membersihkan noda lebih baik

Serta mengubah warna deterjen mengikuti warna zeolit jika tanpa adanya penambahan pewarna.

Dengan penambahan zeolit maka deterjen yang dihasilkan menjadi lebih ramah lingkungan dan memiliki kualitas membersihkan yang lebih baik.

Mereka berharap, penelitian ini mampu mengurangi dampak risiko pencemaran lingkungan khususnya perairan, sehingga ekosistem dapat terjaga dengan baik hingga masa mendatang.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/09/21/080522171/ini-deterjen-ramah-lingkungan-inovasi-mahasiswa-ugm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke