Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tri Mumpuni, Alumnus IPB yang Masuk Daftar Ilmuwan Muslim Berpengaruh Dunia

KOMPAS.com - Tri Mumpuni, alumnus IPB, kembali masuk daftar ilmuwan muslim paling berpengaruh di dunia bersama 21 tokoh muslim lain dari Indonesia.

Daftar The World’s 500 Most Influential Muslim 2021 dikeluarkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre.

Sebagai seorang ilmuwan, wanita kelahiran Semarang, 6 Agustus 1964, itu telah mendirikan Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA).

Tidak hanya itu, dia juga berhasil membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidroelektrik di 65 desa yang tersebar di Indonesia.

Bukan hanya di dalam negeri, karyanya juga dirasakan oleh satu desa di negara tetangga, yaitu Filipina.

Pada tahun 2012, dia dianugerahi penghargaan Ashden Awards.

Bahkan, nama Tri Mumpuni disebut dalam pidato Presiden ke-44 AS Barack Obama saat menghadiri Presidential Summit on Entrepreneurship tahun 2010.

Perjalanan Tri Mumpuni membawa cahaya ke desa-desa terpencil bermula dari kebiasaannya dalam menemani suami membangun pembangkit listrik kecil.

Suatu ketika, suaminya sedang membangun pembangkit listrik kecil di desa Subang yang berisi 144 kepala rumah tangga.

Pembangkit listrik tersebut hanya berkekuatan 13 kilowatt. Namun, rasa syukur yang ditunjukkan warga desa membuat Tri Mumpuni merinding haru.

"Saat listrik berhasil nyala, mereka teriak Allahu Akbar. Saya sering merinding, penduduk yang tinggal di daerah terpencil, bahkan ada yang di tengah hutan pada awalnya terbiasa dengan gelap gulita akhirnya mendapat penerangan dari pembangkit listrik yang kami bangun," kata dia, dilansir dari laman IPB, Selasa (7/9/2021).

Dia memiliki nilai yang menjadi pedoman hidup dan perjuangannya. Pedoman hidupnya adalah melihat listrik sebagai modal sosial masyarakat.

Baginya, usaha membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) bukanlah sebuah mata pencarian, melainkan usaha untuk membuat masyarakat lebih berdaya.

"Pendekatan yang kami lakukan ialah bahwa listrik merupakan modal sosial masyarakat. Rakyat menyadari manfaat yang diperoleh dari pembangkit listrik ini. Oleh karenanya, mereka rela bekerja dalam membangun dan menjaga keberlanjutan fasilitas tanpa dibayar," ungkap dia.

Dia mengaku, jika menggunakan sistem pembiayaan yang ada di Indonesia, pelaksanaan pembangunan fasilitas listrik tidak akan mudah.

Hal itu karena sistem business as usual rakyat hanya dipandang sebagai objek pembangunan sehingga usaha pemberdayaan masyarakat tidak terakomodasi.

Dari hal ini, pembangunan dari pelosok merupakan sebuah terobosan yang berpotensi mendukung program Nawacita Indonesia.

Usaha itu merupakan kesempatan emas yang dimiliki rakyat untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih sejahtera.

Rakyat dengan taraf sosial dan ekonomi yang lebih tinggi harus bersedia menjadi fasilitator agar masyarakat desa mampu mengangkat taraf hidupnya sendiri.

"Rakyat akan memiliki cash basis dengan sendirinya ketika mereka memiliki aset. Saya tidak asal bicara karena saya telah membuktikan bahwa itu merupakan hal yang sangat mungkin," tutur Tri Mumpuni.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/09/07/172019771/tri-mumpuni-alumnus-ipb-yang-masuk-daftar-ilmuwan-muslim-berpengaruh-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke