Ditjen Dikti Buka Beasiswa Studi Doktor di Luar Negeri, Ini Syaratnya

KOMPAS.com - Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas demi membangun negeri, berbagai upaya telah dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Untuk terus mencetak SDM berkualitas ini, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi  (Ditjen Dikti) Kemendikbud Ristek membuka beasiswa program persiapan studi doktor di luar negeri.

Dilansir dari akun Instagram resmi Ditjen Dikti, Kamis (5/9/2021), program ini ditujukan bagi dosen, tenaga kependidikan dan umum yang akan menempuh studi doktor di luar negeri tahun ajaran 2022/2023.

Dalam postingannya, Ditjen Dikti menyampaikan, beasiswa ini guna menjembatani dan “menjodohkan” para lulusan magister yang potensial untuk melanjutkan studi doktor ke perguruan tinggi luar negeri.

Selain itu juga bisa menemukan supervisor potensial, serta mendapatkan Letter of Acceptance (LoA).

Di samping itu, program ini juga dapat menambah keterampilan dan keilmuan yang berdampak pada mutu pendidikan tinggi Indonesia, dan diharapkan dapat bersaing di dunia internasional.

Persyaratan

Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengikuti program ini, yakni:

1. Sudah menyandang gelar magister (S2).

2. Usia maksimal 40 tahun.

3. Tercatat sebagai dosen di perguruan tinggi di seluruh Indonesia atau pegawai Kementerian atau lembaga lain yang relevan.

4. IPK minimal 3,5.

5. TOEFL minimal 500 atau IELTS minimal 6,0.

6. Mendapatkan rekomendasi dari atasan yang relevan.

Jika tertarik mengikuti program ini, segera lakukan pendaftaran karena pendaftaran sudah dibuka 5 Agustus hingga 15 Agustus 2021 mendatang.

Tunggu apalagi, yuk segera daftarkan diri kamu dan kunjungi https://bit.ly/regisbridgingcourse.