Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak 3 Kunci Sukses Secapa TNI AD dari Kluster Covid Jadi Nol Kasus

KOMPAS.com - Tahun lalu, di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) menjadi kluster Covid-19. Tapi kini, sekolah yang diisi lebih dari 1.300 prajurit TNI AD tersebut nol kasus.

Lantas apa kunci keberhasilannya tersebut? Ternyata, semua karena berbagai program dan upaya, termasuk melakukan evaluasi yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut.

Menurut Komandan Secapa AD, Mayor Jenderal TNI Ferry Zein, sekolahnya sempat dihantam Covid-19 pada Secapaad TA 2020. Ada sebanyak 1.268 orang di lingkungan Secapaad yang terpapar Covid.

Meski sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, namun pihaknya tak bisa mengontrol virus yang menyerang di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Dari jumlah itu, 983 adalah calon perwira dan 285 orang ialah organik atau internal Secapaad," ujar Mayjen TNI Ferry saat berbagi pengalamannya dihadapan peserta Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan angkatan kedua secara daring, Senin (5/7/2021).

Adapun kegiatan ini digelar oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation.

Dijelaskan Mayjen Ferry, penyebab sekolahnya jadi kluster Covid karena fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan di Secapaad masih sangat terbatas.

Karenanya, jumlah peserta didik tidak sebanding dengan kondisi fasilitas yang ada sehingga tidak mendukung terselenggaranya protokol kesehatan secara sempurna.

Disamping itu, kondisi fisik peserta didik juga tidak semuanya berada dalam kondisi bugar. Sementara itu, lingkungan sekitar Secapaad adalah lingkungan masyarakat yang sangat potensial menjadi jalur penularan Covid-19.

"Semua peserta didik kami full ada di sini. Bahkan pada waktu itu lingkungan kami masuk daerah oranye. Jadi, penyebaran Covid bisa tak terduga," katanya.

Kendati demikian, pihaknya tak menyerah begitu saja. Berbagai upaya dilakukan guna menekan laju penyebaran Covid di lingkungan Secapa AD.

Kunci sukses nol kasus

Dengan perencanaan yang baik, Dansecapaad membeberkan kunci sukses menghadapi masalah tersebut:

1. Sebelum pelaksanaan operasional pendidikan

a. Penyiapan fasilitas pendidikan:

  • Melaksanakan penyemprotan disinfektan pada fasilitas pendidikan yang akan digunakan oleh Serdik.
  • Menyiapkan barak, ruang kelas, ruang makan, dan tempat lainnya yang akan digunakan oleh Serdik dengan mengatur sesuai protokol kesehatan.
  • Menyiapkan tempat cuci tangan di sekitar fasilitas yang digunakan Serdik.
  • Menyiapkan fasilitas kesehatan.

b. Penyiapan Guru Militer (Gumil) atau Tenaga Pendidik (Gadik)

c. Menyiapkan piranti lunak

Berupa Prosedur Tetap (protap) yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan:

  • Proses belajar mengajar di kelas (PBM tatap muka)
  • Proses belajar mengajar di lapangan
  • Kegiatan bimbingan dan pengasuhan.

2. Selama pelaksanaan operasional pendidikan

a. Peserta Didik (Serdik)

  • Melaksanakan pemeriksaan kesehatan (rapid test) saat Serdik masuk ke Lemdik Secapaad.
  • Melaksanakan pengecekan suhu badan Serdik pada pagi hari sebelum kegiatan dan pada malam hari setelah apel malam.
  • Melaksanakan isolasi mandiri bagi Serdik yang terpapar Covid-19 tanpa gejala dengan ditempatkan di barak isolasi dan mengikuti pelajaran secara virtual. Sedangkan bagi Serdik yang bergejala dievakuasi ke RS.Dustira/RSDC Secapaad sesuai prosedur.

b. Tenaga Pendidik (Gadik)

  • Pada saat pelajaran tatap muka kepada Gadik/Gumil diwajibkan untuk menggunakan masker, face shield membawa hand sanitizer dan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengajar.
  • Pada saat jam istirahat kegiatan PBM tatap muka para Gadik diwajibkan untuk melaksanakan berjemur dan menghirup udara segar di luar ruang kelas.
  • Selalu menekankan kepada Serdik tentang penerapan protokol kesehatan serta mengawasi pelaksanaannya selama kegiatan proses belajar mengajar.

c. Kegiatan proses belajar mengajar (PBM)

  • Selama 14 hari pertama proses belajar mengajar dilaksanakan secara virtual.
  • Selama proses belajar secara virtual pelaksanaan makan Serdik dilaksanakan di barak untuk mengurangi mobilitas dan interaksi antar Serdik.
  • Pelaksanaan PBM tatap muka mempedomani Protap tentang PBM baik di kelas maupun di lapangan.
  • Memerintahkan Serdik untuk berjemur dan wajib minum air putih pada saat jam istirahat.
  • Setiap melaksanakan evaluasi tempatnya di lapangan terbuka (Lapangan Wiradhika) agar terkena sinar matahari dengan jarak antar Serdik 2 meter.
  • Memberikan kesempatan kepada Serdik setiap 2 jam sekali untuk keluar kelas agar dapat menghirup udara segar di luar ruangan.
  • Menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaan PBM.

d. Kegiatan bimbingan dan pengasuhan (Bimsuh)

e. Fasilitas pendidikan

3. Setelah pelaksanaan operasional pendidikan

Adapun upaya yang dilakukan pada proses ini adalah mengadakan evaluasi setiap 2 minggu terhadap semua kegiatan.

Jika dalam evaluasi ditemukan hasil bahwa satu atau beberapa program menimbulkan penularan, maka akan dilakukan perubahan pada pelaksanaan program.

Pada awal pendidikan TA 2021 yakni dimulai Januari 2021, jumlah Serdik yang terpapar Covid-19 sebanyak 20 orang. Pada Februari 2021 terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi menjadi 48 orang Serdik terpapar Covid-19.

Tingginya angka penularan tersebut maka dilakukan evaluasi terhadap semua kegiatan pendidikan. Sebagai contoh dalam evaluasi ditemukan hasil bahwa kegiatan renang dan lari berdampak pada tingginya penularan.

Sehingga pada pelaksanaan program berikutnya dilakukan berbagai perubahan seperti:

  • Mengurangi jumlah serdik dalam satu kelompok
  • Melarang serdik berlari sambil bernyanyi
  • Melarang meludah di sembarang tempat

Dari perubahan beberapa program tersebut terjadilah penurunan kasus yang signifikan sehingga pada Maret 2021 menjadi 12 orang yang masih terpapar Covid-19. Hingga pada April sampai dengan Juli 2021 menjadi nol kasus Covid.

"Sebenarnya, kuncinya adalah disiplin dalam segala hal. Jadi mereka berusaha disiplin untuk tidak sakit. Jika sakit, maka mereka tidak disiplin," tegas Mayjen Ferry.

PTM terbatas ditunda dulu

Berbicara mengenai pembelajaran tatap muka (PTM terbatas) bagi sekolah umum, Mayjen Ferry Zein memberikan masukan agar saat ini tidak menyelenggarakan PTM Terbatas di sekolah umum.

"Sekolah militer dan sekolah umum itu berbeda. Karena kalau di sekolah militer sudah terbentuk budaya disiplin tinggi," katanya.

"Melihat kondisi saat ini, saya menyarankan untuk tidak diadakan terlebih dahulu PTM terbatas di sekolah. Karena situasinya sangat sulit," tegas Mayjen Ferry.

Kendati demikian, jika kasus Covid-19 mulai turun maka baru bisa digelar pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Sebab, menurut jenderal bintang dua ini, idealnya pendidikan harus dilaksanakan secara tatap muka. Bukan secara virtual.

Tips PTM terbatas di sekolah umum

Jika nanti situasi kasus Covid-19 di Indonesia mulai menurun, Mayjen Ferry memberikan tips bagi satuan pendidikan umum (sekolah/madrasah), mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan.

1. Pelatihan

Hal pertama ialah guru atau tenaga pendidik di sekolah harus diberikan pelatihan bagaimana melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.

Tentu harapannya agar semua warga sekolah aman dan terhindar dari penularan Covid-19. "Jadi, guru atau pendidik di sekolah dilatih dahulu terkait penyelenggaraan PTM Terbatas," kata Ferry.

2. Disiplin

Semua harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Tak hanya siswa, guru, karyawan, tetapi semua warga sekolah yang terlibat di lingkungan sekolah tersebut.

3. Pengawasan

Perlu adanya pengawasan dari Pemerintah Daerah setempat. Bahkan bisa melibatkan anggota TNI dan Polri agar penyelenggaraan PTM terbatas di sekolah benar-benar berjalan dengan baik.

"Semua tahu bahwa tingkat kesadaran pribadi masyarakat Indonesia masih rendah. Maka perlu adanya pengawasan dan bisa melibatkan Pemda, TNI juga Polri," jelas Mayjen TNI Ferry Zein.

Kepala sekolah umum setuju

Saat dimintai tanggapan terkait tips PTM terbatas, Waka Humas SMAN 3 Yogyakarta Didik Purwaka mengatakan bahwa pada prinsipnya setuju dengan cara tersebut.

"Ini bagus sekali. Artinya langkah-langkah yang paling penting sebenarnya adalah perubahan mindset kita semua, bahwa kita harus berubah dalam kondisi ke depan," tuturnya kepada Kompas.com.

"Jadi, keselamatan adalah prioritas. Keselamatan dimulai dari diri kita sendiri. Bagaimanapun sekolah sudah menyiapkan sarpras dan prokes yang luar biasa," imbuh Didik.

Hal sama juga diungkapkan Kepala SMPN 1 Yogyakarta, Y Niken Sasanti. Dia juga sependapat dengan Komandan Secapa AD.

"Saya sependapat dengan beliau. Memang di sekolah perlu pelatihan dan pengawasan. Kalau di sekolah kami sudah dilaksanakan pelatihan penerapan prokes dengan cara simulasi PTM Terbatas beberapa waktu yang lalu," jelas Niken.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/07/10/053700771/simak-3-kunci-sukses-secapa-tni-ad-dari-kluster-covid-jadi-nol-kasus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke