Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atasi Stunting, Kemendikbud Ristek Gelontor Dana Rp 27 Miliar

KOMPAS.com - Diprediksi, satu setengah tahun pandemi Covid-19 mendera dunia meningkatkan jumlah kasus stunting akibat wasting.

Tanpa tindakan yang memadai dan tepat waktu, jumlah anak yang kekurangan gizi (wasting) diprediksi akan meningkat sebanyak 15 persen atau 7 juta anak di seluruh dunia pada tahun pertama pandemi Covid-19.

Dari data badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setiap satu persen penurunan produk domestik bruto (GDP) global, meningkatkan jumlah anak stunting sebanyak 0,7 juta di seluruh dunia.

Untuk itu, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) berkomitmen mensukseskan program nasional percepatan pencegahan stunting nasional. Penanganan kasus kekurangan gizi (wasting) perlu menjadi prioritas selama masa pandemi.

Direktur PAUD, Muhammad Hasbi mengingatkan agar seluruh pemangku kepentingan yang berada di lingkungan satuan pendidikan PAUD untuk terlibat dalam percepatan pengentasan stunting.

Tidak hanya itu saja, lingkungan satuan pendidikan PAUD juga harus mengambil peran untuk bergotong royong mengatasi persoalan stunting yang ada di seputar lembaganya.

“Seluruh pemangku kepentingan PAUD diharapkan terlibat dan mengambil peran bersama. Sebab, persoalan stunting tidak sekedar masalah kesehatan dan gizi buruk. Tapi yang terbesar adalah persoalan kemanusiaan yang membutuhkan uluran tangan kita bersama. Jangan lagi berpikiran karena sudah membayar uang sekolah kemudian kita tidak peduli terhadap saudara kita yang lain," ujar Hasbi dilansir dari laman anggunpaud.

Upaya yang dilakukan Direktorat PAUD untuk menyukseskan percepatan pencegahan stunting dilakukan melalui tiga program prioritas.

Pertama dikembangkan program Usaha Kesehatan sekolah (UKS) melalui dihadirkannya kelas keorangtuaan (parenting) dan Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di satuan PAUD. Tahun ini target program ini dilakukan di 1.000 satuan di 100 Kabupaten/Kota dengan lokasi desa yang belum memiliki PAUD di 100 Kabupaten/Kota Prioritas Stunting.

Kedua Penguatan 1 Desa 1 PAUD akan dilakukan dalam bentu penguatan kapasitas Dinas Pendidikan dalam berkoordinasi dengan Pemerintah Desa untuk peningkatan akses dan kualitas satuan PAUD. Lokasi penguatan adalah desa yang belum memiliki PAUD.

Ketiga, program pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif. Penguatan Kapasitas Dinas Pendidikan untuk mendukung satuan PAUD menjadi ‘Hub’ Layanan Holistik Integratif. Target bantuan akan diberikan kepada 100 satuan di setiap 50 Kabupaten/Kota dengan kondisi Desa sudah memiliki PAUD.

Rasionalitas dari percepatan pencegahan stunting tersebut diimplementasikan Direktorat PAUD dengan program prioritas yaitu pertama layanan tumbuh kembang anak secara optimal merupakan tujuan dari model PAUD Berkualitas yang disusun oleh Direktorat PAUD.

Kedua, anak usia 0-6 tahun merupakan target sasaran. Dalam konteks stunting Direktorat PAUD membagi perannya di tahap preventif dan mitigasi.

Direktorat PAUD juga telah mengalokasikan program bantuan PAUD HI menjadi tiga bentuk yaitu pertama senilai Rp 7,5 miliar untuk 50 Kabupaten/Kota yang sebesar Rp 150 juta.

Kedua Bantuan Pembinaan Usaha kesehatan Sekolah (UKS) PAUD sebesar Rp 12 miliar untuk 1.000 lembaga PAUD yang masing-masing lembaga akan menerima Rp 12 juta.

Ketiga bantuan koordinasi SPM sebesar Rp 7,5 miliar untuk 100 Kabupaten/Kota yang masing-masing akan menerima Rp 75 juta. Total bantuan PAUD HI terkait percepatan pengentasan stunting yang dialokasikan Direktorat PAUD sebesar Rp 27 miliar.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/13/125446571/atasi-stunting-kemendikbud-ristek-gelontor-dana-rp-27-miliar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke