Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

UPN Jogja Kembali Ikut d'CATCH, Ini 4 Fakta Kegiatan Tersebut

KOMPAS.com - Tak seperti penyelenggaraan sebelumnya, de Centralized Transnational Asian Challenge atau disingkat d'CATCH tahun ini digelar secara daring.

Ini karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Namun, dunia pendidikan terus berjalan.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (19/1/2021), Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta (UPN Jogja) Agung Prabowo menjelaskan bahwa Jurusan Ilmu Komunikasi UPN Jogja juga tergabung dalam d'CATCH sejak 2013.

Dijelaskan, ada 5 universitas di Asia yang terlibat dalam proyek komunikasi antarbudaya ini, yaitu:

  1. Communication University of China
  2. Chulalongkorn University, Thailand
  3. Kanda University of International Studies, Japan
  4. University of Santo Tomas, Philippines
  5. UPN “Veteran” Yogyakarta, Indonesia

"Meskipun sama-sama dari Asia, namun tidak dipungkiri bahwa ada banyak perbedaan budaya di antara negara peserta," ujar Agung Prabowo.

Tentu, proyek ini bertujuan untuk saling memahami budaya masing-masing dan mempersempit kesenjangan budaya di antara para peserta. Pemahaman budaya diharapkan dapat mempererat jalinan persaudaraan antarnegara peserta.

Lantaran pandemi, acara ini akan diadakan secara daring pada 19 Januari 2021 melalui aplikasi Zoom. Berikut 4 fakta dari proyek d'CATCH:

1. Saling mengenal dan memahami budaya lain

Budaya bukan hanya aspek seni seperti tarian atau pakaian. Hampir semua aspek kehidupan adalah budaya. Meskipun sama-sama berasal dari Asia, namun semua negara memiliki budayanya sendiri yang unik dan kadang jika dilihat dari sudut pandang budaya lain terasa “aneh”.

Nah, proyek ini bertujuan untuk menjembatani perbedaan antarbudaya sehingga tercipta kesepahaman. Tanpa adanya kesepahaman, bisa memunculkan prasangka dan persepsi buruk terhadap budaya lain.

2. Komunikasi antarbudaya dengan menggunakan video dokumenter

Proyek ini diadakan tahunan dan dimulai dengan mendiskusikan topik yang akan diangkat pada tahun itu. Setelah topik disepakati, kemudian ditentukan lima subtopik. Dari subtopik inilah peserta harus membuat video dokumenter. Video dibuat selama satu semester.

Untuk bisa membuat video dokumenter, tentu dibutuhkan riset dan kegiatan lain yang bersifat ilmiah seperti membaca literatur. Mahasiswa terdorong untuk lebih peka melihat situasi sekeliling.

Sebagai contoh, mahasiswa pernah mengangkat video mengenai pulung gantung yang ada di Gunungkidul. Sebelumnya, mereka hanya mengetahui sedikit mengenai hal itu.

Hasil riset itu kemudian dituangkan dalam video dokumenter berdurasi 5 menit. Saat puncak acara d'CATCH yang diadakan secara bergilir tiap tahun, mahasiswa akan bergabung dengan teman dari negara lain yang memiliki subtopik yang sama.

Mereka harus berdiskusi dan membuat cerita dari video-video tersebut. Tentunya di sini ada proses komunikasi dan kerja sama di antara mereka. Kemampuan di bidang audio visual pun menjadi nilai tambah.

Saat pembuatan video itu, mahasiswa akan mendiskusikan mengenai cerita, proses produksi dan sebagainya. Mereka harus bertukar pikiran, berdiskusi dan bahkan harus berdebat.

"Tetapi, mereka dituntut untuk tetap saling menghormati dan menghargai," ucapnya.

3. Diselenggarakan secara bergantian

Setiap tahun, proyek ini diadakan secara bergantian di antara negara peserta. Kegiatan jumpa darat ini diadakan bulan Januari karena merupakan masa libur bagi semua negara peserta.

Di acara ini, mahasiswa akan bertemu dengan teman dari negara lain. Meskipun baru bertemu, biasanya mereka langsung akrab dan komunikasi berlangsung cair. Sementara itu, para dosen akan menganalisis kegiatan para mahasiswa.

"UPN Jogja pernah menjadi host acara ini pada 2017. Sebenarnya, tahun ini kami dijadwalkan kembali untuk menjadi host, tetapi karena pandemi Covid-19 maka kegiatan dilakukan secara online. Karena alasan pandemi juga, tahun ini peserta dari China absen," jelas Agung.

4. Berprinsip saling menghargai

Sebagai sebuah kerja sama internasional, proyek ini sudah berjalan dalam rentang waktu yang lama. Hal ini dimungkinkan karena di antara peserta saling menghargai dan menghormati.

Tidak ada peserta yang merasa lebih unggul dari pada yang lain. Selain itu, d'CATCH sudah menjadi kegiatan internasional unggulan di Jurusan Ilmu Komunikasi UPN Jogja.

Ada banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini, salah satunya jaringan internasional. Proyek ini adalah proyek kerja sama dan bukan kompetisi.

Ini adalah alasan lain kenapa proyek ini menjadi awet. "Kami tidak pernah membuat penghargaan-penghargaan, untuk peserta terbaik misalnya. Semua adalah teman yang terbaik dan harus saling menghargai," pungkas Agung Prabowo.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/19/153946471/upn-jogja-kembali-ikut-dcatch-ini-4-fakta-kegiatan-tersebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke