Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Guru Nasional, Wamenag: Banyak Guru Pejuang Indonesia

KOMPAS.com - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, peringatan Hari Guru Nasional mengingatkan tentang sikap moral yang diajarkan dan diteladani pendiri bangsa.

Menurut dia, ada tiga sikap moral diwariskan, yaitu berilmu, beramal, dan mengajar. Sikap moral itu tumbuh dari perjalanan hidup mereka dalam perjuangan memerdekakan dan membangun bangsa.

Mereka terjun langsung ke masyarakat, mendidik rakyat, dan banyak di antara mereka mengabdi sebagai guru.

Misalnya, kata dia, Bung Karno pernah menjadi guru agama Islam di sekolah dasar Muhammadiyah selama pengasingan di Bengkulu.

Bung Hatta dan Bung Syahrir selama masa pembuangan di Banda Neira, Maluku, aktif mengajar dan berbagi ilmu pada anak-anak kecil dan remaja lokal di sana.

Tan Malaka, kata Wamenag, sekembalinya dari Eropa, juga aktif menjadi guru bahasa untuk anak-anak buruh perkebunan di Sanembah, Deli, Sumatera Utara. Begitu juga KH Abdul Wahid Hasyim yang sepulang dari naik haji, terjun langsung mengajar di pesantren Tebu Ireng.

"Banyak bapak bangsa lainnya, termasuk pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, dan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang mengawali karir sebagai guru, pengajar, kyai, di lembaga pendidikan masing-masing," katanya melansir laman Kemenag, Rabu (25/11/2020).

Dia menyebutkan, masih banyak bapak bangsa Indonesia lainnya yang istiqomah dalam berilmu, mengajar, dan beramal.

Mereka adalah guru bangsa yang juga penggerak, pejuang, dan akhirnya menjadi pembebas anak-anak bangsa dari belenggu ketidaktahuan, kebodohan, dan sikap mental negatif lainnya.

"Menuju kemerdekaan agar bangsa kita mampu duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan bangsa lain," jelas dia.

Wamenag menegaskan, sikap para pendiri bangsa ini tidak terlepas dari pemahaman pesan agama tentang hifdzun nasl atau melindungi keturunan.

"Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah bentuk amaliyah untuk melindungi keturunan, juga melindungi martabat kita sebagai suatu bangsa," tegas dia.

Guru adalah profesi mulia

Lanjut Wamenag menerangkan, bahwa guru adalah profesi mulia. Sebab, guru adalah sosok yang menggandeng tangan peserta didik, membuka pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan mereka, bahkan meski mereka bukan anak kandungnya.

Guru, dia menambahkan berperan penting untuk menghantarkan peserta didik agar memiliki kecerdasan dan daya hidup, agar siap mengarungi masa depan yang semakin kompetitif.

Guru juga berperan penting dalam menanamkan nilai dan tradisi agama Islam, membentuk akhlak dan kepribadian generasi muda muslim, sebagai benteng moralitas bangsa.

"Selamat Hari Guru Nasional tahun 2020. Bangkitkan semangat wujudkan merdeka belajar, tetap dan selalu mendidik putra-putri Indonesia guna mencerdaskan kehidupan bangsa," tukasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/11/26/123704771/hari-guru-nasional-wamenag-banyak-guru-pejuang-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke