Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2023, 17:34 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, telah dibebaskan berkat peran ibu kandungnya.

Dalam unggahan juga disebutkan bahwa saat ini justru ayah Mirna, Edi Darmawan, yang dipolisikan.

Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi yang menyebut Jessica Wongso telah dibebaskan muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini.

Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 10 menit 46 detik pada 16 November 2023 dengan judul :

Berkat sang ibu jessica di beb4sk4n dan ayah mirna di p0lisik4n.

Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Jessica telah dibebaskan berkat sang ibuAkun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Jessica telah dibebaskan berkat sang ibu

Penelusuran Kompas.com

Setelah video disimak sampai tuntas tidak ditemukan informasi Jessica dibebaskan. Narator video hanya membacakan artikel di laman Tribun Bogor ini, yang berjudul "Heboh Aksi Ayah Mirna Minta Maaf ke Otto Hasibuan, Ibunda Jessica Wongso Akhirnya Muncul Ungkap Ini".

Artikel tersebut hanya membahas perihal Edi Darmawan yang meminta maaf kepada pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan, karena telah berbicara kurang baik. 

Sementara itu, beberapa klip dalam video juga tidak terkait dengan narasi Jessica dibebaskan. Salah satu klip pada awal video yang menampilkan Edi Darmawan identik dengan yang ada di YouTube Cumi-cumi ini.

Video itu juga menampilkan momen ketika Edi meminta maaaf kepada Otto Hasibuan karena telah berbuat salah. 

Klip lainnya yang menampilkan ibu Jessica, Imelda Wongso identik dengan yang ada di YouTube Reyben Entertainment ini. Dalam video, Imelda menceritakan soal kondisi Jessica setelah dilakukan penahanan. 

Adapun, sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Jessica telah dibebaskan. Sehingga, narasi yang beredar di media sosial tersebut dipastikan hoaks. 

Sebagai konteks, pada 2016 Jessica dijatuhi vonis 20 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat terkait kasus pembunuhan berencana terhadap Mirna.

Mirna tewas setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan Jessica di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, pada 6 Januari 2016. Hasil pemeriksaan Puslabfor Polri menunjukkan, Mirna meninggal karena keracunan sianida.

Kasus itu pun kembali menjadi sorotan setelah Netflix menayangkan dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso pada 28 September 2023 yang menampilkan sejumlah kejanggalan dalam proses persidangan Jessica.

Kesimpulan

Narasi yang mengeklaim Jessica Wongso telah dibebaskan tidak benar atau hoaks.

Judul dengan isi video tidak sesuai, narator hanya membahas soal ayah Mirna, Edi Darmawan yang meminta maaf kepada pengacara Jessica, Otto Hasibuan karena telah berbicara kurang baik. 

Selain itu, beberapa klip dalam video juga tidak terkait dengan narasi tersebut. Klip dalam video kebanyakan menampilkan momen ketika Edi Darmawan meminta maaf kepada Otto Hasibuan.

Selain itu, klip lainnya menampilkan ibu Jessica, Imelda Wongso saat menceritakan kondisi anaknya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[HOAKS] Surabaya Lumpuh karena Demo Mahasiswa Tolak Politik Dinasti

[HOAKS] Surabaya Lumpuh karena Demo Mahasiswa Tolak Politik Dinasti

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Akun Palsu UNHCR Indonesia Berkomentar soal Pengungsi Rohingya

[HOAKS] Akun Palsu UNHCR Indonesia Berkomentar soal Pengungsi Rohingya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Megawati Serahkan Tumpeng ke Jokowi, Bersatu Dukung Ganjar

[HOAKS] Megawati Serahkan Tumpeng ke Jokowi, Bersatu Dukung Ganjar

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Erupsi Gunung Sinabung Dinarasikan sebagai Letusan Marapi

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Erupsi Gunung Sinabung Dinarasikan sebagai Letusan Marapi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gibran Babak Belur Diamuk Warga Solo

[HOAKS] Gibran Babak Belur Diamuk Warga Solo

Hoaks atau Fakta
Disinformasi GDHCN, WHO Tidak Punya Kewenangan Membatasi Akses Wisatawan

Disinformasi GDHCN, WHO Tidak Punya Kewenangan Membatasi Akses Wisatawan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Tanaman Bionik Baru Mengandung Nanopartikel

[HOAKS] Tanaman Bionik Baru Mengandung Nanopartikel

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Muhaimin Sebut Perbanyak Pabrik Gula Dapat Kurangi Impor

CEK FAKTA: Muhaimin Sebut Perbanyak Pabrik Gula Dapat Kurangi Impor

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gunung Tangkuban Parahu Erupsi pada 7 Desember

[HOAKS] Video Gunung Tangkuban Parahu Erupsi pada 7 Desember

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bawaslu Coret Gibran dari Daftar Cawapres

[HOAKS] Bawaslu Coret Gibran dari Daftar Cawapres

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta Pernyataan Prabowo soal Kekaisaran Ottoman

INFOGRAFIK: Cek Fakta Pernyataan Prabowo soal Kekaisaran Ottoman

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks! Ada Gambar Bintang Daud di Bendera Palestina pada 1939

INFOGRAFIK: Hoaks! Ada Gambar Bintang Daud di Bendera Palestina pada 1939

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia

[VIDEO] Beredar Hoaks Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Euthanasia di Jerman Wajib Vaksin Dosis Lengkap

[HOAKS] Euthanasia di Jerman Wajib Vaksin Dosis Lengkap

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Israel Bukan Berlokasi di RS Al Shifa

[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Israel Bukan Berlokasi di RS Al Shifa

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com