Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Nasdem Tendang Demokrat dari Koalisi Perubahan

Kompas.com - 30/08/2023, 18:18 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim, Partai Nasdem menendang Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Langkah itu diambil Nasdem karena Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memaksa menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.

Namun setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Adapun KPP terdiri atas tiga partai yakni, Nasdem, Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ketiga partai tersebut sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Narasi yang beredar

Narasi soal Nasdem menendang Demokrat dari KPP muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini.

Akun tersebut membagikan video berdurasi 10 menit 5 detik pada 29 Agustus 2023 dengan judul:

Nasdem T3nd4ng Demokrat Dari Koalisi Perubahan, AHY Dikabarkan Memaksa Jadi Cawapres Anies

Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Nasdem mendeng Demokrat dari KPPAkun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Nasdem mendeng Demokrat dari KPP

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, dalam video tidak ditemukan informasi soal Partai Nasdem menendang Demokrat dari KPP.

Narator video hanya membacakan artikel di laman Seword.com ini berjudul “AHY Maksa Dampingi Anies Tapi Ngak Diminati Cocoknya Novel Bamukmin Saja?”.

Artikel tersebut memuat opini yang menyebut Anies Baswedan menolak AHY sebagai cawapresnya meski Ketua Umum Partai Demokrat tersebut memaksa.

Dalam artikel disebutkan, AHY dianggap tidak bisa mendongkrak perolehan suara di Pilpres 2024. 

Sementara, beberapa klip dalam video tidak terkait dengan narasi Nasdem menendang Partai Demokrat dari KPP.

Salah satu klip pada awal video yang menampilkan Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni identik dengan konten di kanal YouTube Kompas TV ini.

Dalam video Sahroni mengatakan, Partai Demokrat memaksa agar AHY menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.

Kendati begitu, menurut Sahroni, upaya tersebut dinilai wajar karena Demokrat adalah partai yang besar.

Adapun sampai saat ini KPP belum mengumumkan bakal cawapres yang akan mendampingi Anies, selain itu Demokrat juga masih tergabung di KPP bersama Nasdem dan PKS. 

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali meminta agar Demokrat dan PKS bersabar terkait penentuan cawapres Anies.

Ia mengingatkan kembali terkait kesepakatan piagam deklarasi yang memberikan kewenangan sepenuhnya kepada Anies untuk menentukan cawapresnya tanpa batasan waktu.

Kesimpulan

Narasi soal Nasdem menendang Demokrat dari KPP adalah hoaks. Judul video yang beredar tidak sesuai dengan isinya.

Narator hanya membahas soal opini yang menyebut Anies menolak AHY sebagai cawapres meski Ketua Umum Partai Demokrat tersebut memaksa.

Sampai saat ini Demokrat masih tergabung dalam KPP bersama Nasdem dan PKS yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com