KOMPAS.com - Sebaran hoaks sering diiringi stereotip dan nada kebencian, baik kepada suatu ras atau tokoh politik.
Sepekan belakangan, Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan narasi keliru soal polisi berbahasa Mandarin yang diklaim akan ditempatkan di Ibu Kota Negara Nusantara.
Ada pula hoaks yang menyasar Ganjar Pranowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Agar tidak menjadi kepanjangan tangan penyebar hoaks, simak rangkuman penelusuran fakta berikut agar memahami faktanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diklaim telah ditangkap polisi karena menyuap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Klaim itu disebarkan melalui sebuah video di Facebook.
Setelah ditelusuri oleh Kompas.com, dalam video tidak terdapat informasi yang menunjukkan penangkapan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.
Narator video justru membacakan artikel soal pernyataan Anies Baswedan yang mengingatkan relawannya untuk bekerja keras pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan itu disampaikan setelah PDI-P mengumumkan Ganjar sebagai bakal calon presiden (capres).
Klip yang dipakai juga tidak berkaitan karena menampilkan Anies menyampaikan pesan kepada relawan soal perjuangan dalam menghadapi Pilpres 2024.
Waspadai SMS mengatasnamakan ekspedisi yang meminta penerima SMS mengeklik link karena alamat pengiriman hilang.
Kompas.com menemukan sebaran pesan mengatasnamakan J&T Express.
Tiap SMS menyertakan tautan yang berbeda-beda, tetapi ketika dilacak justru mengarah ke halaman error.
Pihak J&T Express mengimbau kepada pelanggan bahwa SMS semacam itu merupakan bentuk penipuan.
Pihaknya tidak pernah meminta pelanggan untuk mengunduh aplikasi atau meminta biaya tambahan saat proses pengiriman berlangsung.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.