Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bobby Robson Bawa Ipswich Town Berjaya di Eropa, Angkat Barca dari Keterpurukan...

Kompas.com - 01/08/2023, 09:21 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meninggalnya manajer sepak bola asal Inggris, Bobby Robson, pada 31 Juli 2009 membuat banyak orang berduka.

Pria kelahiran Sacriston itu mengembuskan napas terakhirnya akibat penyakit kanker yang telah lama diderita.

Dilansir The Guardian, beberapa tokoh mengungkapkan kesedihannya begitu mengetahui Robson telah tiada. Perdana Menteri Inggris saat itu, Gordon Brown, mengatakan bahwa akan banyak pencinta sepak bola yang merindukan Robson.

Di mata Brown, Robson merupakan sosok yang telah berjasa bagi Inggris, baik ketika menjadi pemain maupun manajer.

"Semangat, patriotisme, dedikasi, dan profesionalisme Robson tidak ada bandingannya selama menjadi pemain dan manajer," ujar Gordon Brown.

Baca juga: Berpisah dengan Sepak Bola, Ini Catatan Rekor dan Pencapaian Zlatan Ibrahimovic...

Hal senada diungkapkan mantan manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson. Ia mengaku selama berkarier di Inggris tidak pernah melihat sosok manajer yang lebih hebat dibandingkan Robson.

Kepergian Robson pun menjadi kehilangan yang amat besar bagi sepak bola Inggris.

"Saya berduka atas kepergian seorang teman baik, individu yang luar biasa, seorang ahli sepak bola dan seseorang dengan pengetahuan sepak bola yang tak tertandingi," ujar Sir Alex. 

Robson sendiri telah didiagnosis menderita kanker sejak 1991. Sebelum meninggal, ia banyak menghabiskan waktunya untuk membantu orang-orang yang terkena kanker.

Pada Maret 2008, Robson mendirikan Yayasan Sir Bobby Robson untuk menggalang dana bagi para penderita kanker.

Baca juga: Kilas Balik Tim Sepak Bola Indonesia Raih Emas di SEA Games 1991

Kiprah sebagai pemain dan manajer

Bobby Robson, memulai kariernya sebagai pemain sepak bola pada 1950. Dikutip dari Britannica, Robson banyak menghabiskan waktunya sebagai pemain sepak bola bersama Fulham.

Ia bergabung dengan klub asal London itu dalam dua periode, yakni 1950-1956 serta 1962-1967. Ia mencatatkan 344 penampilan dengan torehan 77 gol untuk Fulham di ajang liga divisi satu dan dua.

Selain Fulham, Robson juga pernah memperkuat West Bromwich Albion pada 1956-1962 dan mencetak 56 dari 239 penampilan.

Baca juga: George Weah, Satu-satunya Pemain Afrika yang Pernah Meraih Ballon dOr

Kieron Dyer bersama pelatih legendaris Sir Bobby Robson di Newcastle United pada Agustus 2004.AFP/MARTYN HARRISON Kieron Dyer bersama pelatih legendaris Sir Bobby Robson di Newcastle United pada Agustus 2004.

Robson kemudian mengakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola pada 1968  di Amerika Utara bersama Vancouver Royals. 

Setelah pensiun, Robson melanjutkan kariernya sebagai manajer dengan menangani Fulham pada 1968.

Musim berikutnya ia ditunjuk menjadi manajer Ipswich Town.

Robson pun sukses memoles Ipswich Town. Klub yang sebelumnya tidak begitu dikenal itu berubah menjadi klub yang tangguh saat dipegang Sir Bobby.

Ipswich Town menjadi juara Piala FA pada 1978, bahkan berjaya di tingkat Eropa dengan meraih Piala UEFA pada 1981. 

Robson lantas ditunjuk sebagai manajer tim nasional Inggris pada 1982. Ia menangani Inggris pada dua edisi Piala Dunia yakni tahun 1986 dan 1990.

Setelah kontraknya bersama Inggris habis, Robson melanjutkan kariernya di Belanda dengan menangani PSV Eindhoven selama semusim, hingga 1992. 

Robson kemudian hijrah ke Portugal, ia menjadi manajer Sporting Lisbon pada 1992-1993 dan FC Porto pada 1994-1996. Musim berikutnya, ia mendapat tawaran dari Barcelona untuk menggantikan Johan Cruyff.

Pada 1999, ia kembali ke Inggris menangani Newcastle United dan akhirnya pensiun pada 2004. 

Mengangkat Barcelona dari keterpurukan

Skuad Barcelona asuhan Sir Bobby Robson ketika menjuarai Piala Super Spanyol 1996.Dok. Marca Skuad Barcelona asuhan Sir Bobby Robson ketika menjuarai Piala Super Spanyol 1996.

Bobby Robson tidak lama menangani Barcelona, kurang lebih hanya satu tahun. Namun, ia mempunyai kontribusi penting dalam mengangkat Barcelona dari keterpurukan setelah pemecatan Johan Cruyff.

Dikutip dari The Guardian, saat Robson datang pada 1996, Barcelona tengah terpuruk. Sejak tahun 1994, Blaugrana sama sekali tidak meraih satu pun trofi bergengsi dan berujung pada pemecatan Cruyff.

El Barca pun lantas bergerak cepat dengan menunjuk Robson sebagai manajer pengganti. 

Robson yang kala itu melatih Porto, menerima tawaran Barcelona, meskipun pekerjaan itu tidaklah mudah. Sebab, ia harus menggantikan sosok Johan Cruyyf yang telah lama menangani Barcelona dengan banyak prestasi. 

Robson mengaku, saat pertama kali menangani Barcelona ia sempat terbebani oleh prestasi yang pernah diraih Cruyff. Seiring berjalannya waktu ia bisa lepas dari bayang-bayang legenda sepak bola Belanda itu. 

Dia berhasil memutus puasa gelar Barcelona dengan meraih  juara Piala Raja Spanyol dan Piala UEFA. 

Namun, secara mengejutkan pada tahun berikutnya kontraknya tidak diperpanjang dan digantikan oleh Louis van Gaal. 

Ketika dipegang Robson, Barcelona memang gagal menjadi juara liga dan berada di peringkat dua. Pada akhir musim, Barca kalah dua poin dari seteru utamanya, Real Madrid.

Meski begitu, bisa dibilang bahwa Bobby Robson menghadirkan pondasi dalam permainan El Barca yang lebih menyerang dan atraktif.

Saat itu, Sir Bobby membawa Ronaldo Sang Fenomena dari PSV Eindhoven sebagai ujung tombak yang sukses meliuk-liuk menghancurkan pertahanan lawan.

Namun, Ronaldo hanya bertahan semusim di Barcelona dan memutuskan hengkang ke Inter Milan pada 1997.

Tidak hanya itu, Bobby Robson juga memiliki asisten pelatih yang di kemudian hari menjadi sosok berprestasi di sepak bola meskipun tidak pernah menjadi pemain. Asisten pelatih Bobby Robson itu bernama Jose Mourinho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com