KOMPAS.com - Pernah mendengar klaim yang menyebut sinar matahari mampu mencegah kanker kulit?
Manusia memang memerlukan paparan sinar matahari, karena berfungsi merangsang vitamin D. Aktivitas berjemur di pagi hari juga berdampak baik bagi tubuh.
Namun, benarkah sinar matahari mampu mencegah kanker kulit?
Banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari merupakan faktor risiko kanker kulit.
Lembaga kesehatan secara umum merekomendasikan masyarakat untuk melindungi diri dari sinar matahari berlebih.
"Matahari adalah penyebab, bukan pengobatan untuk kanker kulit. Ini adalah masalah kebenaran ilmiah yang tak terbantahkan bahwa UV dari matahari menyebabkan mutasi pada gen penyebab kanker di kulit," kata profesor dermatologi dan bedah di Yale School of Medicine, David Leffell dikutip dari Politifact.
Mutasi gen penyebab kanker kulit juga dapat terjadi melalui tanning bed, alat yang mampu membuat kulit menjadi berwarna cokelat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah membuat peringatan bahwa sebagian besar kanker kulit disebabkan paparan sinar ultraviolet (UV) tinggi.
Adapun sinar matahari adalah sumber utama radiasi UV.
Masyarakat disarankan untuk berteduh untuk mengurangi paparan sinar matahari yang terlalu kuat, menggunakan tabir surya, payung, topi, kacamata hitam, atau pakaian pelindung.
Senada dengan CDC, Badan Penelitian Kanker Internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan soal paparan sinar matahari berlebih.
Meskipun sejumlah kecil radiasi UV sangat penting untuk produksi vitamin D, paparan berlebih dapat membahayakan kulit, mata, dan sistem kekebalan tubuh
Kanker kulit yang paling umum ditemukan, seperti karsinoma sel basal dan skuamosa, cenderung ditemukan pada bagian tubuh yang terpapar matahari.
Namun ini tidak berarti kita harus menghindari matahari sepenuhnya. Apabila tubuh tidak mendapat paparan sinar matahari, maka akan membahayakan kesehatan tulang.
Pagi dan sore hari merupakan waktu yang direkomendasikan untuk mendapatkan paparan sinar matahari, dibanding siang yang terik.
Manusia bisa mendapatkan cukup vitamin D dengan berada di bawah paparan sinar matahari selama 15 menit, di wajah atau lengan.
Sementara di musim panas, paparan selama 15 menit cukup dilakukan dua sampai tiga hari sekali dalam seminggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.