Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Surat Palsu Terkait Pengembangan Program SatuSehat Kemenkes

Kompas.com - 21/02/2023, 08:59 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan sebaran surat palsu mengenai permintaan kerja sama program SatuSehat.

Terdapat tiga lembar lampiran surat mengatasnamakan tiga pejabat Kemenkes yang berbeda.

Surat pertama bernomor HK.798439/874-00030-32/20221004/PL berisi tentang Pembelian Sistem Perangkat Keras dan Perawatan Antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan PT Arsi Mandiri Utama.

Surat itu mencatut nama Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan selaku Pejabat Pembuat Komitmen, dr. Azhar Jaya, SKM, MARS dan Direktur Utama PT Arsi Mandiri Utama, M. Habie Wirachman.

Surat kedua bernomor HK.87309/8731-987358.929/2022208/PL perihal Pengembangan Platform SatuSehat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan PT Arsi Indogas.

Terakhir, surat bernomor 8098/HK-098/XXI soal Presentasi Pekerjaan yang ditujukan kepada Direktur Utama PT Arsi Indogas tertanggal 27 Januari 2023.

Surat tersebut mencatut nama Direktur Kesehatan Primer, Yanti Herman.

Bantahan Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menegaskan, tiga surat terkait pengembangan program SatuSehat itu palsu.

"Dapat kami sampaikan bahwa surat yang beredar tersebut palsu. Surat tersebut dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dengan mencatut nama-nama pejabat di lingkungan Kementerian Kesehatan," ujar Nadia, dikutip dari situs Kemenkes, 8 Februari 2023.

Nadia mengimbau kepada publik agar berhati-hati terhadap surat mengatasnamakan Kemenkes, terlebih yang meminta bayaran atau imbalan tertentu.

Apabila menerima surat semacam itu, sebaiknya memastikan kembali kebenaran informasinya melalui kanal resmi Kemenkes, baik melalui media sosial, telepon, maupun WhatsApp.

Soal program SatuSehat

Program SatuSehat resmi diluncurkan tahun lalu oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Dilansir Kompas.com, 27 Juli 2022, program tersebut dibuat dalam rangka transformasi teknologi informasi kesehatan.

Menkes menargetkan penyatuan informasi dari 32 rumah sakit daerah, puskesmas, laboratorium, dan apotek dalam satu platform.

Platform tersebut diharapkan dapat menjadi pertukaran data kesehatan nasional menjadi lebih efektif dan efisien.

Informasi terbaru mengenai pengembangan program SatuSehat, Kemenkes berencana mengalihfungsikan aplikasi PeduliLindungi menjadi aplikasi SatuSehat.

Hal itu disampaikan di Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji.

Seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (17/2/2023), rencananya aplikasi PeduliLindungi akan berganti nama dan fungsi menjadi SatuSehat Moblie per 28 Februari 2023.

"Kami sedang transisi PeduliLindungi menjadi Satu Sehat. Kami akan meluncurkan, mudah-mudahan, akhir 28 Februari kami akan meluncurkan menjadi SatuSehat Mobile," kata Setiaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com