KOMPAS.com - Turkiye dan Suriah diguncang gempa bumi berkekuatan M 7,8 pada 6 Februari 2022 yang menewaskan puluhan ribu orang dan mengakibatkan kerusakan masif.
Di media sosial, beredar sejumlah informasi keliru terkait gempa Turkiye.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengidentifikasi tiga jenis informasi keliru terkait gempa Turkiye, antara lain:
Berikut pembahasannya:
1. Video diklaim menunjukkan akibat/peristiwa gempa Turkiye
Setelah gempa terjadi, sejumlah video yang diklaim menunjukkan akibat atau momen terjadinya peristiwa gempa Turkiye beredar di media sosial.
Misalnya, video Facebook yang mengeklaim Turkiye dilanda tsunami setelah gempa berkekuatan M 7,8 mengguncang negara tersebut.
Setelah ditelusuri, video tersebut sebenarnya menunjukkan tsunami yang terjadi di Durban, Afrika Selatan pada 12 Maret 2017.
Ada pula video sebuah bangunan ambruk yang dinarasikan sebagai akibat gempa Turkiye.
Akan tetapi, video itu ditempatkan dalam konteks yang keliru karena bangunan ambruk tersebut bukan berlokasi di Turkiye.
Bangunan yang ambruk yakni Champlain Towers South di Collins Avenue, Surfside, Florida, pada 24 Juni 2021.
2. Konten untuk menggugah emosi/rasa belas kasih
Selain hoaks tentang dampak gempa Turkiye, beredar pula konten-konten yang ditujukan untuk menggugah emosi atau rasa belas kasih dari warganet.
Misalnya, foto seekor anjing yang duduk di reruntuhan bangunan. Tampak anjing itu duduk di samping korban yang hanya terlihat bagian lengannya.
Setelah ditelusuri, foto itu diambil fotograger Jaroslav Noska pada 18 Oktober 2018. Dengan kata lain, foto itu tidak ada kaitannya dengan gempa di Turkiye yang terjadi 6 Februari 2023.
Ada pula narasi soal anjing dari Indonesia yang berjasa menyelamatkan korban gempa Turkiye. Narasi itu disertai foto seekor anjing putih yang tampak kotor karena lumpur.
Namun, foto tersebut sebenarnya memperlihatkan Tryon, anjing penyelamat yang membantu evakuasi korban tanah longsor di Oso, Washington, pada 30 Maret 2014.
3. Klaim gempa bisa diprediksi dari tingkah hewan
Klaim menyesatkan lain tentang gempa Turkiye adalah bahwa peristiwa tersebut sebenarnya bisa diprediksi dengan melihat tingkah hewan.
Narasi yang memuat klaim tersebut menyertakan sebuah video kawanan burung terbang di atas jalan raya yang disebut terjadi sebelum gempa Turkiye.
Kawanan burung itu diklaim memiliki kemampuan lebih baik daripada manusia dalam mendeteksi gempa di Turkiye. Namun, klaim tersebut keliru.
Dilansir Reuters, video tersebut diambil di dekat Hotel The Royal Sonesta Houston Galleria, Houston, Texas pada Januari 2017, jauh sebelum gempa Turkiye terjadi.
Turkiye dan Suriah diguncang gempa bumi berkekuatan M 7,8 pada 6 Februari 2023.
Menurut US Geological Survey (USGS), pusat gempa berada di kedalaman 18 kilometer di wilayah selatan Turkiye, dekat perbatasan utara Suriah.
Dilansir CNN, data terbaru menunjukkan jumlah korban meninggal akibat bencana tersebut telah melebihi 34.000 jiwa dengan puluhan ribu lainnya luka-luka.
Bencana memilukan itu menarik perhatian warganet. Banyak akun mengunggah atau menyebarkan konten bernuansa tragedi dan ironi.
Kendati demikian, tidak sedikit foto dan video bukan berlokasi di Turkiye, atau konten lama yang diunggah kembali dengan konteks keliru.
Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memahami cara mengecek konteks foto atau video terkait bencana.
Simak tips dari Tim Cek Fakta Kompas.com agar terhindar dari hoaks pascabencana
Baca juga: Marak Konten Keliru Pascabencana, Bagaimana Cara Mengeceknya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.