KOMPAS.com - Dalam sejarah Britania Raya, ada masa ketika dua perempuan berkuasa dalam waktu bersamaan. Ratu Elizabeth I memimpin Inggris, dan sepupunya, Mary Stuart, menjadi Ratu Skotlandia pada 1560.
Namun, keduanya memiliki akhir yang berbeda. Elizabeth I mencapai keberhasilan dan dianggap salah satu pemimpin terbesar Kerajaan Inggris. Sementara, Mary Queen of Scots meninggal di hukuman pancung.
Dilansir History, Mary merupakan keponakan penguasa Inggris sebelumnya, Raja Henry VIII yang juga ayah kandung dari Elizabeth I. Namun keduanya tumbuh di lingkungan yang berbeda.
Mary dinobatkan menjadi Ratu Skotlandia di usianya yang keenam hari pada 1542, setelah Raja James V atau ayahnya, meninggal dunia.
Ia dibesarkan dari kastil ke kastil agar terlindung dari berbagai konflik. Kemudian, ia pindah ke Perancis yang juga kampung halaman ibunya. Saat itu, sang ibu menggantikan perannya memimpin Skotlandia.
Baca juga: Misteri Kapal Mary Celeste, Ditemukan Tanpa Awak pada 5 Desember 1972
Pangeran Kerajaan Perancis Francis II menikahinya, namun meninggal dunia setahun kemudian. Setelah hidup penuh kemewahan, Mary pun kembali ke Skotlandia, memimpin dengan berbagai tantangan.
Sementara, Elizabeth I dilahirkan pada 7 September 1533 oleh ibunya, Anne Boleyn, yang setahun kemudian dihukum mati dengan berbagai tuduhan, dari perzinahan hingga melakukan sihir.
Raja Henry VIII sebenarnya mendambakan anak laki-laki. Ketika mendapatkan anak perempuan, dia membiarkan Mary tumbuh bersama pengasuh setia dengan anggaran minim hingga pernah kesulitan membeli pakaian.
Kendati demikian, Elizabeth I tetap belajar berbagai hal tentang kenegaraan hingga dia menjadi sosok yang dikenal taktis dalam mengambil keputusan.
Baca juga: Kelahiran Tak Diharapkan Sang Ayah, Elizabeth I Jadi Ratu yang Mempersatukan Inggris
Setelah ayahnya meninggal dunia pada 1547, posisi Raja Inggris digantikan secara berturut oleh adiknya Edward VI dan saudara tiri lainnya Mary Tudor alias Bloody Mary.
Elizabeth I bahkan pernah dipenjara Mary Tudor dengan kekhawatiran takhtanya akan direbut. Namun dukungan pada Elizabeth I terus membesar hingga ia menjadi Ratu Inggris pada 1558.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.