Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Kemajuan industri pertambangan mineral Indonesia menjadi bahan pembicaraan di media sosial, namun sebagian berisi informasi yang salah.
Salah satu klaim yang beredar menyatakan Indonesia telah menggeser Uni Eropa sebagai produsen baja terbesar di dunia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim itu tidak benar.
Klaim bahwa produksi baja Indonesia menyalip Uni Eropa salah satunya disebarkan oleh akun Facebook ini.
Konten video yang diunggah memperlihatkan sosok Presiden Joko Widodo. Ada pula narasi soal perkembangan industri tambang mineral pasca-penyetopan ekspor bijih nikel.
Narasi video membandingkan kondisi di Indonesia itu dengan Uni Eropa yang tengah menghadapi krisi energi, dampak saling embargo dengan Rusia buntut perang Ukraina-Rusia.
Pada bagian akhir, narator menyebutkan bahwa kini produksi baja Indonesia menjadi yang terbesar di dunia setelah China.
Keterangan yang disertakan sebagai berikut:
Kabar Baik !! RI Resmi Posisi Uni Eropa Sebagai Produsen Baja Sedunia
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video mirip dengan berita CNBC Indonesia ini dan ini.
Narator membacakan kutipan berita CNBC berjudul "Krisis Energi Eropa: Ribuan Perusahaan Terancam Gulung Tikar".
Salah satu kalimat yang dibacakan yakni, "Menurut perkiraan kelompok tersebut (Konfederasi Bisnis Eropa), sebanyak 70 persen dari produksi pupuk Eropa telah ditutup atau melambat, sementara 50 persen dari total kapasitas aluminium telah hilang."
Namun, narator mengganti kata "pupuk eropa" menjadi "baja", seakan-akan berita tersebut berisi perbandingan produksi baja Indonesia dengan Uni Eropa.
Adapun berita CNBC menjelaskan mengenai perekonomian Uni Eropa yang terancam karena naiknya harga gas dan listrik.
Sementara berdasarkan data World Steel, Indonesia merupakan produsen baja kasar terbesar ke-15 di dunia, pada 2022.
Jumlah produksi Indonesia tercatat 15,6 juta ton, di bawah Turkiye sebagai produsen terbesar ke-8 dengan hasil 35,1 juta ton.
Selain itu, mengacu pada data World Steel, produksi baja kasar Turkiye pada 2021 mencapai 40,4 juta ton. Angka ini sesuai dengan artikel yang ditayangkan kantor berita Turkiye, Anadolu Agency.
Adapun tiga besar produsen baja kasar di dunia secara berurutan adalah China, India dan Jepang. Setelah itu disusul Amerika Serikat (AS), Rusia dan Korea Selatan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa produksi baja Indonesia telah menggeser Uni Eropa dan menjadi yang terbesar di dunia adalah tidak benar.
Unggahan di Facebook itu memanipulasi berita CNBC, seakan-akan isi artikel yang dibahas mengenai perbandingan industri baja Indonesia dengan Uni Eropa.
Selain itu, berdasarkan data World Steel, produksi baja Indonesia masih kalah dengan Turkiye.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.