Dengan demikian, dalam Kalender Julian, setiap tiga tahun terdapat 365 hari, dan setiap tahun ke-4 disebut tahun kabisat yang memiliki 366 hari.
Dalam sistem Kalender Julian, tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali, tanpa kecuali.
Seiring berjalannya waktu, kalender Julian dirasa perlu direvisi. Hal itu mendorong terciptanya kalender Gregorian. yang dirancang oleh Paus Paus Gregorius XIII pada 1582.
Selama lima tahun, Paus Gregorius XIII bersama dengan ahli fisika, Aloysius Lilius dan ahli astronomi, Christopher Clavius, mencoba memperbaiki Kalender Julian.
Setelah lima tahun, mereka menemukan bahwa hitungan dalam Kalender Julius, di mana satu tahun adalah 365,25 hari, ternyata kelebihan.
Temuan Paus Gregorius XIII dan timnya adalah, satu tahun yang sebenarnya dihitung sebagai 365,242 hari.
Meski selisihnya terasa sangat sedikit, tetapi selisih waktu tersebut yang terakumulasi selama berabad-abad dapat menggeser waktu equinox.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kriteria tahun kabisat diubah tidak sesederhana penghitungan Kalender Julian yang dipastikan akan terjadi setiap empat tahun sekali.
Menurut Paus Gregorius XIII, sistem kabisat berlaku empat tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 400.
Misalnya, tahun 2000 merupakan tahun kabisat, tetapi tidak dengan tahun 2100, 2200, atau 2300.
Sistem penanggalan ini mulai diterapkan pada 1582, yang kemudian dikenal sebagai Kalender Gregorian atau Kalender Masehi, yang saat ini digunakan sebagian besar masyarakat di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.