Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan empat orang tengah berada di hutan. Kemudian tanah bergoncang dan membuat mereka hilang keseimbangan.
Video berdurasi kurang dari 40 detik itu disebut terkait peristiwa gempa berkekuatan M 7,5 di Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Video gempa yang diklaim terjadi di Kepulauan Tanimbar disebarkan oleh akun Facebook ini, Twitter ini, ini, dan ini.
Berikut narasi akun Facebook pada Selasa (10/1/2023) dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Pada hari Selasa, #gempa bumi berkekuatan 7,6 melanda #Indonesia di lepas kepulauan Tanimbar, menyebabkan penduduk yang panik meninggalkan rumah mereka, meskipun peringatan tsunami dicabut tiga jam kemudian dan laporan awal menunjukkan kerusakan yang terbatas.
Kepulauan Tanimbar adalah gugusan sekitar 30 pulau di provinsi Maluku, Indonesia bagian timur. Setelah gempa kuat yang dirasakan di beberapa bagian Australia utara, setidaknya empat gempa susulan dilaporkan.
Menurut petugas Badan Penanggulangan Bencana Indonesia, sedikitnya 15 rumah dan dua gedung sekolah rusak, dan satu orang luka-luka, setelah getaran terasa kuat selama 3-5 detik. Gempa berkekuatan 7,5 melanda pada kedalaman 130 km (80,78 mil) pada pukul 02:47 waktu setempat (1747 GMT pada hari Senin), menurut badan geofisika BMKG. Pukul 05.43, peringatan tsunami dicabut.
Video yang beredar di media sosial itu telah ada sebelum kejadian gempa di Maluku, pada Selasa (10/1/2023).
Video identik ditemukan di kanal YouTube Newsebc pada 19 September 2022.
Pada keterangannya, video itu menampilkan Asosiasi Pendaki Gunung Kota Zhuoxi, Hualien, Taiwan.
Hal serupa juga diberitakan oleh Setn.com, 19 September 2022.
Sekelompok orang itu tengah melakukan kegiatan belajar mengajar di gunung dan hutan, hingga gempa mengguncang wilayah Hualien.
Video aslinya diunggah oleh Halaman Facebook Asosiasi Pendakian Gunung Kotapraja Zhuoxi pada 18 September 2022.
Ketika mereka sedang mempelajari flora dan fauna etnik, terjadi gempa bumi. Namun, anggota asosiasi tersebut dikabarkan selamat.