KOMPAS.com - Langit sudah gelap saat Khoirul Anwar (24) cepat-cepat mengemasi beberapa barang di rumahnya, di dalam Taman Nasional (TN) Baluran, Kabupaten Situbondo, Senin (19/12/2022).
Ia hendak membawa istri dan anak balitanya ke pos pengawas TN Baluran, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
Perjalanan itu mereka lalui menggunakan motor, diiringi suara jangkrik di sepanjang jalan setapak. Malam itu mereka ingin nonton sinetron di televisi.
Rumah Anwar berada di sebuah kawasan yang disebut Balanan, yang secara administratif berada di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
Sambungan listrik PLN belum masuk ke sana karena berada di kawasan konservasi.
Baca juga: Jalajahi Dusun Merak TN Baluran, Hanya Punya Satu SD dan Ada Panel Surya di Setiap Rumah
Rumah Anwar memiliki dua titik lampu LED charge kecil, yang mendapat daya dari satu panel surya selebar telapak tangan pria dewasa.
Tentu saja perangkat pembangkit listrik mini itu tidak bisa menyalakan TV. Saat ingin menonton tayang layar kaca, mereka dan keluarga-keluarga lain akan menumpang di pos pengawasan.
"Ini rumah peninggalan nenek saya, dulu pakai lampu ublik (lampu minyak) diisi solar. Kalau tetangga dulu langganan ke saluran listrik diesel, sekarang pakai panel surya semua," kata Anwar kepada Kompas.com.
Petani wijen itu mengatakan, antara menggunakan saluran listrik PLN dan panel surya, sama-sama memiliki keuntungan dan kerugian.
Ketika menyambung PLN harus bayar biaya pasang dan tagihan bulanan. Akan tetapi, dia bisa menyalakan TV atau kulkas bila mau.
Baca juga: Studi: Beralih ke Energi Terbarukan dapat Hemat hingga 12 Triliun Dollar AS
Perangkat panel surya yang dibelinya di Pasar Asembagus pada 2019 dengan harga Rp 175.000 itu juga memiliki sisi plus dan minus.
Anwar mengatakan perangkat panel surya di rumahnya jarang rusak, juga tak perlu bayar tagihan bulanan, meskipun memang daya yang dihasilkan kecil.
Di tengah dorongan penggunaan energi baru terbarukan oleh Pemerintah Pusat, masyarakat Dusun Merak di dalam TN Baluran, telah lama menggunakannya secara massal.