Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah video beredar di Facebook yang membahas informasi palsu mengenai perang antara Indonesia dan Rusia dengan Australia, di mana Indonesia aktif melakukan invasi.
Klaim yang disertakan mengatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Rusia menyerang Australia secara serentak.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut salah atau hoaks.
Unggahan keliru mengenai hubungan diplomatik Indonesia dan Australia banyak beredar, salah satunya dalam video ini.
Video yang telah ditonton 162.000 kali itu memperlihatkan kegiatan militer di darat selayaknya medan perang dengan penembakan rudal.
Narasi suara yang disertakan mengatakan bahwa Indonesia telah menginvasi dan membombardir Canberra, ibu kota Australia, selama 12 hari.
Sebagian obyek yang dibombardir adalah sejumlah fasilitas militer, termasuk bandara di Canberra, yang menyebabkan penerbangan sipil dihentikan.
Australia disebutkan meminta Blok Barat menutup akses udara di negaranya, namun ditolak. Narasi video itu tidak menyebutkan penyebab peperangan tersebut.
Keterangan waktu hanya disebutkan bahwa invasi Indonesia dimulai bulan lalu, dan sejumlah pernyataan Presiden Australia yang dilansir dari media AFP, disampaikannya Rabu, tanpa dilengkapi keterangan tanggal.
"Tutup langit di atas Australia, tutup untuk semua rudal Indonesia, pesawat tempur indonesia, untuk semua teroris mereka. Jika tidak, jika Anda tidak memberi kami setidaknya beri kami pesawat sehingga kami bisa melindungi diri kami sendiri. Hanya ada satu hal untuk disimpulkan, Anda ingin kami dibunuh dengan sangat lambat," kata Presiden Australia, dalam unggahan itu.
Berikut keterangan yang disertakan dalam unggahan:
DETIK" SER4N6AN SERENTAK TNI DAN RUSIA GUNC4N6 AUSTRALIA HINGGA BEGINI...
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan reverse image search untuk menemukan informasi selengkapnya terkait gambar-gambar yang digunakan dalam video tersebut.
Ditemukan dua potongan video identik dengan aktivitas dua program latihan TNI, yakni latihan gabungan tahun 2014 dan 2019. Hal ini menunjukkan video tersebut bukan kegiatan perang antara TNI melawan Australia.
Visual kepulan asap yang membubung tinggi merupakan ledakan-ledakan dari peluru kendali beberapa pesawat tempur TNI AU dalam latihan operasi darat gabungan di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Rabu (3/6/2014).