Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Permen Mengandung Gelatin Babi dengan Label Halal, Tak Diakui di Malaysia

Kompas.com - 25/10/2022, 10:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Netizen di Indonesia diramaikan dengan adanya unggahan permen dengan logo halal, padahal dalam keterangan di toples menyatakan mengandung gelatin babi.

Unggahan itu memperlihatkan sejumlah foto permen dalam toples berbagai warna, sesuai rasa.

Dalam rangkaian foto itu juga terlihat keterangan bahan kandungan makanannya, yaitu "pork gelatin" atau gelatin babi, di sisi lain juga memiliki logo halal. 

Namun, ada sejumlah fakta yang harus disampaikan agar informasinya tidak keliru. Narasi dalam unggahan itu perlu diluruskan agar tidak menjadi misinformasi yang memecah belah dan menimbulkan kecurigaan di masyarakat.

Narasi yang beredar

Unggahan yang memperlihatkan permen yang mengandung gelatin babi namun memiliki logo halal itu dapat dilihat di sini.

Akun itu men-share sejumlah foto permen "Soft Candy With Jam" berbagai varian. Dalam sebuah foto terlihat kandungan makanan, termasuk gelatin babi.

Narasi yang disampaikan pengunggah disampaikan dalam bahasa Indonesia, dengan nada marah. Berikut caption yang digunakan:

"Asstagfirullah..kok bisa yaaa berlabel halal.. padahala jelas² tulisan ingredients nya nyata tertulis PORK= DAGING BABI... knp sih org² yg gk ad otak nya in sllu menarget kan anak²..."

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan peneluruan Tim Cek Fakta Kompas.com, sebagian besar komentar dalam unggahan itu menyatakan bahwa logo halal yang disertakan bukan milik Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menggunakan metode reverse image search, dan mendapatkan informasi bahwa produk permen itu beredar di luar Indonesia, terutama Malaysia.

Label halal yang digunakan juga mengeklaim berasal dari "Halal Food Council International Malaysia & Asia Region".

Akan tetapi, lembaga yang memberikan label halal di Malaysia, yaitu Jabatan Kemajuan Islam Malaysia atau Jakim membantah telah memberikan logo halal untuk produk tersebut.

Menurut Jakim, pihaknya tidak pernah memberikan iktiraf atau mengakui Soft Candy With Jam sebagai produk halal, dan memberikan label halalnya.

Masyarakat muslim disarankan untuk meneliti produk yang akan dikonsumsinya. Apabila menemukan produk tersebut di pasaran, masyarakat diminta melaporkan pada Jakim atau Kementerian Perdagangan Dalam Negeri melalui berbagai saluran.

Dilansir dari situs pemeriksa fakta Malaysia, MyCheck, aturan mengenai pemberian logo halal diatur dalam Akta Perihal Dagangan (APD) 2011.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Risiko Anemia Aplastik pada Obat Sakit Kepala

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Risiko Anemia Aplastik pada Obat Sakit Kepala

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] WEF Bantah Kabar Klaus Schwab Sakit Parah dan Dirawat di RS

[KLARIFIKASI] WEF Bantah Kabar Klaus Schwab Sakit Parah dan Dirawat di RS

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

[HOAKS] Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
'Me at The Zoo', Kilas Balik Video Pertama di YouTube

"Me at The Zoo", Kilas Balik Video Pertama di YouTube

Sejarah dan Fakta
INFOGRAFIK: Narasi Keliru Perbandingan Foto Antrean Warga pada 1965 dan 2024

INFOGRAFIK: Narasi Keliru Perbandingan Foto Antrean Warga pada 1965 dan 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Perlihatkan Pohon Terbakar, Bukan Tentara Israel Bakar Masjid Al Aqsa

INFOGRAFIK: Video Perlihatkan Pohon Terbakar, Bukan Tentara Israel Bakar Masjid Al Aqsa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Anak-anak Bermain di Pantai Gaza Pascaserangan Iran ke Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Anak-anak Bermain di Pantai Gaza Pascaserangan Iran ke Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto dengan Narasi Keliru soal Eksodus Warga Israel karena Serangan Iran

INFOGRAFIK: Foto dengan Narasi Keliru soal Eksodus Warga Israel karena Serangan Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[HOAKS] Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Terjadi pada 2019

[KLARIFIKASI] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Terjadi pada 2019

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com