"Baru nanti pada saatnya kami akan menetapkan tersangka. Perlu ketelitian dan kehati-hatian sebelum menetapkan tersangka," ujar Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menyatakan Kepolisian juga menemukan fakta baru terkait titik lokasi Stadion Kanjuruhan yang diduga menjadi tempat jatuhnya korban terbanyak. Dedi secara khusus menyebut pintu 3, 9, 10, 11, 12, dan 13 Stadion Kanjuruhan.
"Labfor masih mendalami enam titik CCTV. Inafis juga masih melakukan identifikasi di dalam dan luar tempat kejadian perkara," kata Dedi.
"Sembilan orang (anggota Polri) sudah dinonaftifkan. Ini yang kami terus dalami. Update akan terus kami sampaikan khususnya dari tim penyidik," ujar Dedi menambahkan.
Sebelumnya, AKBP Ferli Hidayat sudah dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Malang buntut Tragedi Kanjuruhan.
Sementara, Komnas HAM telah memulai penyelidikan tragedi Kanjuruhan sejak Senin (3/10/2022). Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, kondisi beberapa jenazah korban sangat memprihatinkan.
Selain itu, Komnas HAM juga mencatat indikasi atau dugaan penyebab kematian lewat profil beberapa jenazah yang dihimpun.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata, Pintu yang Terkunci, dan Penonton Melebihi Kapasitas
"Pertama adalah kondisi jenazahnya, banyak yang mukanya biru," kata Anam, dikutip dari keterangan video kepada wartawan, Rabu (5/10/2022).
"Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," tutur dia.
Temuan ini menguatkan pengakuan dan pernyataan banyak pihak yang menyebutkan bahwa kericuhan terjadi sejak polisi menembakkan gas air mata ke tribune penonton.
Penggunaan kekuatan yang berlebihan itu membuat para suporter berlarian menyelamatkan diri.
"Jadi, teman-teman, khususnya keluarga, Aremania, maupun relawan yang menangani jenazah, memberikan informasi terkait hal tersebut. Wajahnya biru, banyak yang wajahnya biru, mata merah, keluar busa dan sebagainya," kata Anam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.