KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia selama lebih dari dua tahun disebut akan segera berakhir.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus baru-baru ini.
Dilansir dari CNN, Senin (19/9/2022) Biden mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah berakhir, meski menambahkan bahwa masih ada sejumlah masalah yang harus dibereskan.
"Pandemi telah berakhir. Kita masih memiliki masalah dengan Covid. Kita masih perlu membereskan banyak hal, tetapi pandemi sudah berakhir," kata Biden di CBS 60 Minutes.
Sebelumnya, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengatakan bahwa sekarang adalah saat yang terbaik untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
"Kita tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi. Kita belum sampai di sana, tapi akhir sudah di depan mata," kata Tedros, 14 September 2022.
Menurut Tedros, akhir dari pandemi Covid-19 bisa dicapai jika semua pihak bekerja sama untuk mencapai hal tersebut.
"Kita dapat mengakhiri pandemi ini bersama-sama tetapi hanya jika semua negara, perusahaan, komunitas, dan individu bergerak dan mengambil peluang ini," ucapnya.
Pemerintah AS saat ini masih menetapkan Covid-19 sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat, dan WHO mengatakan bahwa penyakit ini masih tetap berstatus Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional.
Meski demikian, pernyataan dari Presiden AS dan Dirjen WHO ini membuka secercah harapan bahwa pandemi yang telah mencengkeram dunia begitu lama akan segera berakhir.
Situasi pandemi Covid-19 yang semakin membaik juga terjadi di Tanah Air.
Menurut Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan, Indonesia bisa menuju endemi Covid-19 dengan cepat.
Berbicara dalam Talkshow Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang digelar daring, Senin (19/9/2022) Erlina menyebutkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar status pandemi Covid-19 di Indonesia berubah menjadi endemi.
Syaratnya, kata dia, mengakselerasi cakupan vaksin booster di atas 50 persen sesuai standar WHO dan disiplin protokol kesehatan, yakni memakai masker seperti yang dianjurkan.
"Saya cukup optimis (terjadi endemi) dengan syarat bahwa cakupan imunisasi booster naik meninggi di atas 50 persen dan masyarakat terbiasa memakai masker, terutama di keramaian dan ruang tertutup," kata Erlina, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (19/9/2022).