KOMPAS.com - Hari ini pada 77 tahun lalu, tepatnya pada 15 Agustus 1948, Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu.
Dilansir dari History, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan diri Jepang melalui siaran radio yang dipancarkan ke seluruh negeri pada 15 Agustus 1945.
Keputusan Jepang untuk menyerah menandai berakhirnya Perang Dunia II, sekaligus menjadi pendorong bagi bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya.
Sebelum akhir Perang Dunia II, Kaisar Hirohito dianggap oleh Jepang sebagai "dewa" di permukaan Bumi.
Namun, pertama kali sebagian besar rakyatnya mendengar dia berbicara adalah ketika mengumumkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu.
Baca juga: Menyerahnya Kaisar Hirohito Setelah Hiroshima dan Nagasaki Dibom Atom...
Dilansir dari arsip The New York Times, berikut isi pidato Kaisar Hirohito yang disiarkan pada 15 Agustus 1945 itu berisi:
UNTUK RAKYAT KAMI YANG BAIK DAN SETIA,
Setelah merenungkan secara mendalam arah dunia dan kondisi aktual kerajaan kita hari ini, kami telah memutuskan untuk melakukan penyelesaian situasi saat ini dengan menggunakan tindakan yang luar biasa.
Kami telah memerintahkan pemerintah kami untuk berkomunikasi dengan pemerintah Amerika Serikat, Inggris Raya, China dan Uni Soviet bahwa kerajaan kita menerima ketentuan deklarasi bersama mereka.
Berjuang untuk kemakmuran dan kebahagiaan bersama semua bangsa serta keamanan dan kesejahteraan rakyat kita adalah kewajiban khusyuk yang telah diturunkan oleh nenek moyang kekaisaran kita dan yang terletak dekat dengan hati kita.
Memang, kami menyatakan perang terhadap Amerika dan Inggris karena keinginan tulus kami untuk memastikan pertahanan diri Jepang dan stabilisasi Asia Timur, jauh dari pemikiran kami untuk melanggar kedaulatan negara lain atau memulai perluasan wilayah.
Baca juga: Kisah Reiko Hada, Gadis yang Selamat dari Bom Atom di Nagasaki 1945