KOMPAS.com - Informasi kesehatan yang keliru tentang cacar monyet bermunculan seiring bertambahnya angka kasus penyakit ini di luar negara endemi.
Penyakit yang ditetapkan sebagai darurat kesehatan global ini disebut sebagai penyakit yang sama dengan kusta.
Sebuah unggahan di akun Facebook ini, mengaitkan cacar monyet dengan wabah kusta pada zaman Nabi Nuh.
"Inilah sebenarnya monkeypox. Ini adalah penyakit lepra dan ada dalam Alkitab," tulisnya dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini disebut juga dengan kusta.
Lantas, apakah betul cacar monyet sama dengan kusta? Simak faktanya.
Perbedaan mendasar antara kusta dan cacar monyet adalah sumber penyakitnya. Kusta disebabkan oleh bakteri, sementara cacar monyet disebabkan oleh virus.
Mycobacterium leprae merupakan bakteri yang masih satu famili dengan bakteri tuberkulosis. Penyakit kusta yang disebabkan oleh bakteri ini merupakan penyakit tertua yang diketahui terkait dengan manusia.
Dilansir dari situs The Conversation, penyakit ini sudah ada sejak sekitar 4.000 tahun silam.
Bakteri penyebab kusta dapat menetas selama tiga hingga lima tahun sebelum gejala muncul.
Gejala utama dari penyakit ini adalah kerusakan saraf yang dapat bersifat permanen dan melumpuhkan, disertai lesi jaringan kulit.
Kusta sulit ditularkan dari satu orang ke orang lain, meskipun dapat ditularkan melalui droplet saluran pernapasan, seperti batuk.
Adapun bakteri penyebab kusta pada kasus modern ditemukan pada hewan armadillo di Ameriksa Serikat (AS).
Cacar monyet (monkeypox) disebabkan oleh virus dari famili yang sama dengan virus cacar (smallpox).
Cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada bayi berusia 9 bulan di Republik Demokratik Kongo pada 1970. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sebelum menjadi wabah, penyakit ini biasanya dikaitkan dengan kontak langsung dengan hewan yang membawanya, seperti monyet hijau Afrika, dan penularan selanjutnya manusia ke manusia.