Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Parutan Kulit Lemon Beku sebagai Pengganti Kemoterapi

Kompas.com - 21/06/2022, 12:55 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Narasi mengenai parutan kulit lemon beku sebagai pengganti kemoterapi untuk mengobati kanker, beredar di media sosial.

Disebutkan, mengonsumsi parutan kulit lemon yang sebelumnya telah dibekukan 10.000 lebih kuat membunuh sel kanker.

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar.

Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa parutan kulit lemon beku dapat membunuh sel kanker.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai parutan kulit lemon beku sebagai pengganti kemoterapi disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

Setiap akun menyertakan narasi identik mengenai cara menyiasati obat kemoterapi, yakni dengan parutan kulit lemon beku.

"Baca tentang Kulit Lemon & saya sedih mendengar fakta ini & membuktikan bahwa perusahaan obat lebih suka mengambil untung dari Rasa Sakit & Penderitaan kami daripada mendidik kami tentang Obat Alternatif & Pengobatan Alami.

Mohon maaf untuk itu Dead & Gone yang tidak mampu membeli atau mendapatkan Kemo atau obat apa pun yang mereka resepkan dan tidak tahu tentang fakta ini, syukurlah untuk Media Sosial," tulisnya.

Dijelaskan, lemon yang sudah dicuci dimasukkan ke freezer. Kemudian, parut kulit lemon setelah membeku.

Kulit lemon itu dianjurkan untuk ditaburkan pada setiap makanan yang dikonsumsi.

"Sumber informasi ini sangat menarik: berasal dari salah satu obat terbesar produsen di dunia, mengatakan bahwa setelah lebih dari 20 tes laboratorium sejak tahun 1970, ekstrak mengungkapkan bahwa itu menghancurkan sel-sel ganas di 12 kanker, termasuk usus besar, payudara, prostat, paru-paru & pankreas...

Senyawa pohon ini menunjukkan efek 10.000 kali lebih baik daripada produk Adriamycin, obat kemoterapi yang biasa digunakan di dunia, memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Dan yang lebih mencengangkan lagi: jenis terapi dengan ekstrak lemon ini hanya menghancurkan sel kanker ganas dan tidak mempengaruhi sel sehat," tulis narasi yang beredar.

Tangkapan layar unggahan dengan informasi keliru di sebuah akun Facebook, Senin (20/6/2022), mengenai parutan kulit lemon beku sebagai pengganti kemoterapi.akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan informasi keliru di sebuah akun Facebook, Senin (20/6/2022), mengenai parutan kulit lemon beku sebagai pengganti kemoterapi.
Konfirmasi Kompas.com

Dokter Onkologi yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, dr Maria Shanty mengatakan, informasi parutan kulit lemon beku sebagai pengganti kemoterapi adalah informasi yang keliru.

"Berita itu hoaks," kata Shanty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/6/2022).

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com