Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mitos dan Fakta, Asal-usul Sunan Kalijaga...

KOMPAS.com - Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Wali Songo, yang berperan dalam menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.

Sunan Kalijaga juga kerap disebut dengan nama Raden Mas Syahid atau Raden Mas Said.

Dia memiliki peran dalam perkembangan Islam, khususnya di Jawa.

Ada beragam versi soal silsilah serta mitos lain soal Sunan Kalijaga. Kemunculan mitos itu tidak lepas dari historiografi lokal, seperti hikayat, tambo, babad, dan semacamnya.

Misteri tahun kelahiran

Kelahiran Sunan Kalijaga belum terbukti dan diketahui dengan pasti.

Dikutip dari Sunan Kalijaga dan Mitos Masjid Agung Demak (2021), Sunan Kalijaga diperkirakan lahir sekitar 1430-an. Dia menikah dengan putri Sunan Ampel ketika usianya kepala dua.

Namun, ada teori lain yang menyebut bahwa Sunan Kalijaga lahir sekitar tahun 1450, berdasarkan keturunan dari Tumenggung Wilatikta.

Teori lain dihitung berdasarkan usia kematiannya di usia 131 tahun pada 1586, sehingga kelahirannya diperkirakan pada tahun 1455.

Dikutip dari jurnal berjudul "Rekonstruksi Historiografi Islamisasi dan Penggalian Nilai-Nilai Ajaran Sunan Kalijaga" (2016), apabila ditinjau dari eksistensinya, Sunan Kalijaga mengalami empat masa kerajaan di Jawa.

Keempat masa pemerintahan tersebut, meliputi:

  • Masa Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1478, Sunan Kalijaga masih muda dan hidup sebagai anak Bupati Tuban Tumenggung Wilatikta.
  • Masa Kesultanan Islam Demak sekitar tahun 1481-1546, Sunan Kalijaga terlibat dalam pembangunan Masjid Agung Demak dan pemerintahan Raden Patah.
  • Masa Kesultanan Pajang sekitar tahun 1546-1568, Sunan Kalijaga menjadi guru Jaka Tingkir.
  • Masa Awal Kerajaan Mataram Islam sekitar 1580-an, Sunan Kalijaga pernah berkunjung ke Yogyakarta sebagai pusat kerajaan tersebut.

Beragam versi silsilah

Ada sejumlah versi sejarah mengenai leluhur Sunan Kalijaga.

Versi pertama, Sunan Kalijaga memiliki garis keturunan Arab dari kakeknya Abdul Muthalib yang juga berhubungan dengan Nabi Muhammad SAW.

Dalam literatur Babad Tuban, dia disebut sebagai keturunan Muhammad ke-24.

Ada versi yang disampaikan sejarawan J Drewes, Van den Berg, dan Tujimah, yang berpendapat bahwa leluhur Sunan Kalijaga berasal dari Hadramaut, Arab Selatan.

Disebutkan bahwa dia keturunan Qadi Zaka yang berarti hakim atau penghulu suci.

Versi kedua, dikatakan bahwa Sunan Kalijaga keturunan China. Dia merupakan muslim Tionghoa dengan nama asli Oei Sam Ik. Sementara ayahnya, Bupati Tuban Wilotikto dari keturunan Oei Tik Too.

Versi ini didukung catatan sejarah klenteng Sam Poo Kong di Semarang yang ditemukan oleh Residen Poortman pada 1928.

Versi ketiga menyatakan bahwa Sunan Kalijaga merupakan pribumi.

Dia merupakan keturunan Jawa asli, di mana kakek moyangnya merupakan raja pertama Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.

Ayahnya Tumenggung Wilatikta merupakan keturunan Bupati Tuban sebelumnya Ario Tejo III. Leluhurnya yakni Ario Tejo I dan II yang masih menganut ajaran Siwa.

Peralihan agama terjadi pada masa pemerintahan Ario Tejo III, sebagaimana bukti dan tanda yang ditemukan di makamnya di Tuban.

Penamaan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki beberapa nama dan sebutan, mulai dari Raden Said, Syaikh Malaya, Lokajaya, Pangeran Tuban, hingga Abdurrahman.

Kendati demikian, asal usul penamaan Kalijaga sendiri masih menjadi perdebatan.

Pendapat pertama menyatakan bahwa Kalijaga diambil dari nama sebuah desa di Cirebon, tepatnya di Kecamatan Harjamukti.

Hal itu didukung dengan masih adanya petilasan, masjid, dan banyaknya monyet yang dikatikan dengan mitos Sunan Kalijaga dengan warga setempat.

Pendapat kedua, nama Kalijaga diambil dari bahasa Arab yakni Qadhi Joko yang artinya Hakim Joko.

Akibat masyarakat Demak yang belum fasih dengan bahasa Arab, mereka menyebut Qadhi Joko dengan Kalijaga.


Pendapat ketiga, nama Kalijaga bersumber dari sebutan yang dibuat oleh gurunya, Sunan Bonang.

Diceritakan bahwa Sunan Bonang menancapkan sebuah kayu di pinggir sungai atau kali.

Sunan Kalijaga diperintahkan untuk menjaga kayu atau tongkat itu selama bertahun-tahun, sehingga muncul sebutan "jogo kali" atau menjaga sungai.

Masyarakat Jawa pun mengenal sosok Raden Said dengan nama Kali Jogo yang kemudian disebut Kalijaga.

Pandangan soal historiografi lokal

Peran wali dalam Islamisasi di Nusantara dan wilayah Asia Tenggara tidak terlalu dicatat dan diungkap pada masa pra kolonialisme.

Dikutip dari Seri Buku Tempo Wali Nusantara Jejak Perjalanan Syiar (2020), dalam pencatatan sejarah, historiografi lokal, seperti hikayat, tambo, babad, dan sejenisnya sering diabaikan sejarawan Belanda dan negara Eropa lainnya.

Mereka menganggap historiografi lokal mengandung mitos dan legenda yang sulit dibuktikan kebenarannya.

Kendati demikian, historiografi lokal tidak dapat diabaikan begitu saja karena mengandung fakta historis yang disampaikan secara lisan turun-temurun.

Selain keberadaan Wali Songo, ada pula teori-teori persebaran Islam dari pandangan negara lain, seperti Hijaz, Mesir, Irak, Persia, Bengali, Kelantan, Campa, hingga China.

Setiap teori itu memiliki kelemahan masing-masing, meski pada batas tertentu mengandung kebenaran. Begitu pula historiografi lokal tentang Wali Songo, termasuk Sunan Kalijaga.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/03/28/174200382/mitos-dan-fakta-asal-usul-sunan-kalijaga

Terkini Lainnya

[HOAKS] BI Mengeluarkan Uang Baru Rp 1.0

[HOAKS] BI Mengeluarkan Uang Baru Rp 1.0

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Narasi Keliru soal Perempuan Bikin Vlog Saat Tsunami di Taiwan

[VIDEO] Narasi Keliru soal Perempuan Bikin Vlog Saat Tsunami di Taiwan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Warga Palestina Rayakan Serangan Iran ke Israel

[HOAKS] Video Warga Palestina Rayakan Serangan Iran ke Israel

Hoaks atau Fakta
Manipulasi Video Kim Jong Un Mengeksekusi Mati Koruptor

Manipulasi Video Kim Jong Un Mengeksekusi Mati Koruptor

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Harga Elpiji 3 Kg di Kendal Mencapai Rp 70.000

[HOAKS] Harga Elpiji 3 Kg di Kendal Mencapai Rp 70.000

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Peluncuran Roket Ukraina, Bukan Serangan Iran ke Israel

[KLARIFIKASI] Video Peluncuran Roket Ukraina, Bukan Serangan Iran ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Narasi Keliru soal Foto Kapal Perang Rusia Memasuki Laut Merah

[VIDEO] Narasi Keliru soal Foto Kapal Perang Rusia Memasuki Laut Merah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Warga Israel Panik akibat Serangan Iran

[HOAKS] Video Warga Israel Panik akibat Serangan Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] 'Drone' Tersangkut Kabel Listrik Tak Terkait Serangan Iran ke Israel

[KLARIFIKASI] "Drone" Tersangkut Kabel Listrik Tak Terkait Serangan Iran ke Israel

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Iran ke Israel, Luncurkan 300 Drone dan 120 Rudal

Fakta Serangan Iran ke Israel, Luncurkan 300 Drone dan 120 Rudal

Data dan Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Kapal Rusia di Laut Merah | Serangan Rudal Iran

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Kapal Rusia di Laut Merah | Serangan Rudal Iran

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Polisi Lepaskan Anggota KKB yang Ditangkap TNI

[VIDEO] Beredar Hoaks Polisi Lepaskan Anggota KKB yang Ditangkap TNI

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Konten Tebak Angka Berhadiah Mobil

[HOAKS] Konten Tebak Angka Berhadiah Mobil

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Tentara China Mendarat di Manado

[VIDEO] Hoaks! Tentara China Mendarat di Manado

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Gibran Sudah Jadi Ulama dan Dapat Gelar Kiai

[VIDEO] Beredar Hoaks Gibran Sudah Jadi Ulama dan Dapat Gelar Kiai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke