KOMPAS.com - Pesan di WhatsApp dan unggahan media sosial yang berisi ancaman penculikan terorganisasi di Sri Lanka menyebar saat negara itu dilanda krisis ekonomi.
Dilansir dari AFP, pesan hoaks itu menyebutkan bahwa penculik menggunakan anak kecil di pinggir jalan yang memegang secarik kertas yang diakuinya bertuliskan alamat rumahnya.
"Mereka akan mengatakan bahwa mereka tersesat. Jika Anda menemukan anak-anak ini, jangan antar mereka pulang..." demikian potongan dari kabar yang beredar itu.
"Ini adalah jebakan untuk memikat Anda, untuk membunuh Anda, mencuri barang-barang berharga Anda, mengambil organ Anda atau memperkosa Anda. Akan ada kelompok yang menunggu..."
Pesan itu menyarankan orang yang menemukan anak di pinggir jalan dengan secarik kertas bertuliskan alamat itu untuk segera membawanya ke kantor polisi atau petugas patroli.
Pesan itu memiliki semacam tanda bahwa pesan seakan diterbitkan oleh Ministry of Interior Affairs atau Kementerian Dalam Negeri.
Unggahan itu bisa dilihat berbahasa Sinhala di sini, sini, sini dan sini. Sementara, untuk berbahasa Inggris yang beredar di Ghana dan Nigeria di sini dan sini.
AFP juga menyebutkan, krisis keuangan yang terjadi di Sri Langka kali ini adalah yang terburuk sejak negara kepulauan di selatan India itu merdeka pada 1948.
Apalagi di tengah kesulitan ekonomi itu media lokal melaporkan tingkat kejahatan bulan-bulan awal 2022 mengalami peningkatan. Berita itu bisa dibaca di sini.
Kondisi itu membuat orang berpikir, mungkin saja benar bahwa sedang ada ancaman penculikan terorganisasi di sana.
Benarkah ancaman penculikan itu?
AFP telah mengkonfirmasi kabar tersebut kepada Kepolisian Sri Lanka, dan mendapatkan jawaban: Tidak ada kebenaran atas klaim itu.
"Kami belum menerima keluhan apa pun tentang insiden seperti itu dan juga tidak ada insiden seperti itu yang terjadi," kata pejabat kepolisian tersebut.
Di sisi lain, lembaga Kementerian Dalam Negeri Sri Lanka tidak menggunakan nama Ministry of Interior Affairs, malainkan Home Affairs Ministry.
Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Sri Lanka menyatakan, pihaknya tidak mengeluarkan peringatan sebagaimana pesan yang beredar tersebut.
Maka bisa disimpulkan bahwa pesan dan unggahan yang beredar di Sri Lanka bahwa ada ancaman penculikan terorganisasi tersebut adalah hoaks.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/09/29/152559982/hoaks-penculikan-terorganisasi-beredar-saat-sri-lanka-dilanda-krisis