KOMPAS.com - Pada mulanya, wilayah permukiman Harlem di New York, Amerika Serikat (AS), dipenuhi orang kulit putih. Hingga kemudian, terjadi fenomena migrasi besar yang membawa orang kulit hitam mengisi 89 persen populasi di tempat itu.
Migrasi besar adalah fenomena berpindahnya banyak orang kulit hitam, ras Afrika-Amerika, dari desa-desa di Amerika Selatan ke Amerika Utara, pada kisaran 1916 hingga 1970.
Pada masa sebelumnya, nenek moyang mereka dipindahkan dari Afrika untuk bekerja di Amerika Selatan. Kini mereka yang berpindah ke Amerika Utara untuk mendapatkan pekerjaan.
Mereka membangun permukiman dan mulai menambah populasi di kawasan-kawasan industri di Amerika Utara.
Sejarah kemudian mencatat, perlakuan diskriminatif dan undang-undang segregatif yang sejak lama menghasilkan diskriminasi untuk kulit hitam, meningkatkan ketegangan rasial, termasuk di Harlem.
Karena itu, adanya konflik penembakan petugas polisi berkulit putih terhadap tentara berkulit hitam pada 1 Agustus 1943 atau 79 tahun yang lalu, mampu menyalakan api dalam sekam rasialisme di wilayah itu.
Misinformasi yang muncul pun menyebabkan sebuah kerusuhan besar di Harlem.
Penembakan orang kulit hitam
Tanggal 1 Agustus malam, seorang wanita berkulit hitam bernama Marjorie Polite masuk ke Hotel Braddock, yang merupakan bangunan lama.
Dia merasa tidak puas dengan kondisi kamar yang disewanya dan meminta pengembalian uang di meja pelayanan depan. Ia sampai bertengkar dengan petugas hotel.
Seorang polisi kulit putih bernama James Collins datang menangkapnya dengan tuduhan melanggar ketertiban. Di waktu bersamaan, seorang polisi militer berkulit hitam bernama Bandy datang untuk makan malam bersama ibunya.
Hal yang terjadi selanjutnya, dari laporan resmi dari Kepolisian New York, Bandy menyerang Collins hingga polisi itu melepas tembakan dan menyebabkan luka ringan.
Versi Bandy dan ibunya, mereka hanya berupaya menghentikan Collin, mendorongnya dengan pelan, dan mencoba memukulnya dengan sebuah tongkat.
Bandy dibawa ke rumah sakit. Namun di luar rumah sakit, rumor menyebar dengan informasi keliru bahwa Bandy meninggal dunia karena tembakan itu.
Kekeliruan informasi itu memicu kerusuhan besar di wilayah Harlem.
Mereka yang terlibat kerusuhan awalnya mulai mereka berkumpul di dekat Hotel Barddock, lalu mengalihkan kemarahan kepada pengusaha-pengusaha kulit putih.
Para pemilik toko langsung memberi tanda bahwa tokonya milik orang kulit hitam untuk menghindari serangan.
Akibat kerusuhan ini, enam orang meninggal dunia, hampir 500 orang terluka, ketika kepolisian dan tentara bergerak menertibkan kota atas perintah Walikota Fiorello La Guardia.
Kerusuhan ini menjadi satu lagi bukti bahwa misinformasi atau informasi keliru meski tanpa disengaja, dapat berdampak buruk, bahkan memunculkan kerusuhan yang merusak kota.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/08/01/183824082/1-agustus-1943-kerusuhan-harlem-dipicu-misinformasi-penembakan-ke