KOMPAS.com - Gregoria Mariska Tunjung berhasil menembus final Spain Masters 2023. Tiket itu dia raih setelah menyingkirkan pemain kidal asal Spanyol, Carolina Marin.
Dalam pertandingan semifinal di Centro Deportivo Municipal Gallur, Madrid, Spanyol, Sabtu (1/4/2023), Gregoria menang rubber game 10-21, 21-15, 21-10.
Ini merupakan kemenangan pemain 23 tahun tersebut atas peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
Alhasil, skor pertemuan Gregoria dengan pemain ranking 7 BWF tersebut menjadi imbang 1-1 setelah dia kalah dalam babak pertama Malaysia Open 2018.
Baca juga: Spain Masters 2023, 12 Poin Beruntun Warnai Perjalanan Gregoria ke Final
Keberhasilan Gregoria ini patut mendapat apresiasi. Pelan tapi pasti, sosok kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, ini mulai memperlihatkan konsistensi penampilan.
Gaya bermainnya pun semakin komplet. Terlebih lagi, Gregoria semakin percaya diri dan jarang melakukan unforced error--modal yang harus dimiliki pemain agar bisa menembus jajaran elite dunia.
Jika merunut perjalanan kariernya, apa yang diperlihatkan Gregoria pada dua tahun terakhir ini, terutama awal 2023, sangat membanggakan. Gregoria sudah sering mengalahkan pemain-pemain top yang selama ini jadi batu sandungan.
Awal 2023 ini, Gregoria setidaknya tak langsung tersingkir pada babak pertama turnamen BWF World Tour, yang levelnya di atas BWF Grand Prix dan BWF International Challenge.
Dia memulainya dengan Malaysia Open di mana Gregoria tersingkir pada babak kedua. Kemudian, lagi-lagi perjalanan Gregoria hanya sampai babak kedua India Open.
Setelah itu, Gregoria selalu menembus perempat final di pentas Indonesia Masters, Thailand Masters dan All England. Grafiknya meningkat lagi ketika ikut Swiss Open di mana dia menembus semifinal.
Baca juga: Spain Masters 2023, Catatan Gregoria Mariska di Final Turnamen BWF
Kini, Gregoria kembali menapaki babak empat besar Spain Masters 2023 setelah menaklukkan mantan juara dunia, Carolina Marin, dalam turnamen BWF World Tour Super 300 ini.
Padahal, Gregoria sempat berada di titik terendah kariernya seperti yang pernah dicurahkan lewat akun media sosial Twitter pada Mei 2022.
Dia bahkan sempat berpikiran gantung raket alias pensiun lantaran merasa tidak berprestasi. Gregoria pun meminta dukungan semangat dan doa dari pecinta bulu tangkis Tanah Air.
"Aku mau sedikit cerita tentang apa yang aku rasain di karierku saat ini," ungkap Gregoria kala itu dalam akun Twitter pribadinya.
"Dengan yang sama-sama kita tahu dan lihat, perkembanganku selama empat tahun belakangan ini ngga ada yang bisa dibanggakan."
"Aku tau banget. Mungkin untuk beberapa atlet yang sedang mengalami situasi yang sama seperti aku, pasti butuh dorongan dan support dari orang terdekat."
"Untuk sekarang, aku ingin menemukan kebahagiaan di badminton dalam diri aku. Coba sebaik mungkin dalam latihan juga di luarnya."
Baca juga: Gregoria Lolos Final Spain Masters 2023: Perubahan Strategi Sukses, Mental Kian Bagus
"Seandainya aku stop (ngatlet) dan cari jalan lain, aku akan coba terus untuk jadi semakin baik. Boleh sekali lho kalian mau bantu aku lewat doa."
"Aku sangat sangat menghargai," imbuhnya.
Kemudian, Gregoria mendapat masukkan dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI sekaligus pelatih tunggal putri Indonesia kala itu, Rionny Mainaky.
Rionny mengakui Gregoria memiliki bakat yang bagus sebagai pebulu tangkis. Tetapi, peraih gelar Kejuaraan Dunia Junior 2017 tersebut harus meningkatkan daya juang dan kepercayaan diri.
"Memang dia daya juangnya harus maksimal, harus percaya diri. Kalau tidak bisa keluarkan di sini, latihan seberapa pun, yang ditingkatkan di sini daya juangnya," ujar Rionny.
"Memang dia mau berjuang, tapi cepat down, semangat yang hilangnya itu, larinya jadi gak yakin. Itu yang dia curhat, jadi down sendiri, memang harus berjuang, kita sebagai pelatih ya melatih."
Baca juga: Jadwal Final Spain Masters 2023: Dibuka Praveen/Melati, Gregoria Vs Sindhu
Kini, Gregoria tak lagi seperti dulu. Mentalnya kian kuat dan permainannya kian apik, yang membuatnya mendapat pujian dari sang pelatih, Herli Djaenudin, usai menang atas Carolina Marin.
"Di gim kedua dan ketiga, Gregoria juga tidak banyak melakukan kesalahan sendiri. Mentalnya sudah semakin bagus. Semangat tidak mau kalahnya begitu besar. Fokusnya pun makin bagus. Akhirnya, dia makin yakin di lapangan," ujar Herli Djaenudin dalam sebagian pernyataannya soal kunci keberhasilan Gregoria.
Kini, Gregoria tinggal selangkah lagi meraih gelar pertamanya di pentas BWF World Tour. Dia harus bisa menang atas pemain nomor satu India, Pusarla V Sindhu, dalam final yang berlangsung Minggu (2/4/2023) sore.
Rekor pertemuan tak berpihak kepada Gregoria karena pemain ranking 12 dunia ini selalu kalah dalam tujuh pertemuan dengan Pusarla V Sindhu.
Namun, kualitas permainannya yang kian ciamik serta kepercayaan dirinya yang makin tinggi membuat Gregoria punya kans besar meraih kemenangan pertama atas pemain ranking 11 dunia itu.
Apa yang diperlihatkan Gregoria sekarang memberikan harapan kebangkitan tunggal putri Indonesia yang mati suri sejak era Susy Susanti, Mia Audina dan Maria Kristin Yulianti (peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.