KOMPAS.com – Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengaku terkesan dengan suporter badminton Indonesia.
Merah Putih merupakan salah satu kekuatan besar bulu tangkis dunia. Sang Saka Merah Putih pun kerap kali berkibar seiring keberhasilan para pebulu tangkis Tanah Air dalam ajang-ajang besar.
Setelah masa pandemi Covid-19 mereda, para pemain internasional bisa mulai mengobati rasa rindu mereka dengan mendengar keriuhan penonton mulai dari Indonesia Masters dan Open 2022.
Antusiasme dan atmosfer penonton Indonesia di Istora Senayan pun tak ada dua dan kerap memberikan kesan positif ke perasaan para atlet.
Baca juga: Jadwal Kejuaraan Dunia BWF 2022, Kutukan Marcus/Kevin Berakhir Tahun Ini?
Tidak hanya para jagoan tepok bulu, BWF juga memberikan pujian kepada penonton yang hadir di Istora Senayan, Jakarta.
Federasi bulu tangkis dunia itu bahkan menyamakan suasana di Istora Senayan bak final Piala Dunia 1966 di Stadion Wembley.
“Istora Senayan meski berkapasitas 7.166 tempat duduk, bisa sekeras Stadion Wembley,” tulis BWF dikutip dari BolaSport.com website BWF Badminton.
“Stadion itu penuh sesak saat Inggris bertanding di final Piala Dunia sepak bola,” tambah BWF.
Baca juga: Update Ranking BWF: Marcus/Kevin Masih Jadi Raja, Anthony Ginting...
“Begitu pula, arena Indonesia dianggap sebagai rumah bulu tangkis seumur hidup sejak acara perdananya – Piala Thomas 1961,” lanjutnya.
Selain itu, para pemain juga merasa takjub dengan sambutan dari penonton Indonesia melalui ciri khas teriakan “Eaa…Eaa..Eaa”
“Para penggemar luar biasa. Ada begitu banyak cinta di sini dari mereka,” ucap pemain tunggal putri asal Korea Selatan An Se Young.
“Saya benar-benar ingin pergi ke kerumunan dan berterima kasih kepada mereka karena selalu mendukung saya,” tambahnya.
Baca juga: Update Peringkat BWF Jelang Singapore Open 2022: Chico Naik 11 Peringkat, Fajar/Rian 5 Besar
Ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana, juga terkesan dengan suntikan semangat dari suporter Tanah Air.
“Benar-benar gila di luar sana. Para penggemar terus-menerus berteriak dan bersorak untuk kami,” ucap Pramudya Kusumawardana.
“Saya tidak bisa mendengar Yeremia di lapangan karena suara fan yang keras. Spesial pertama kali main di Istora dan lebih spesial lagi orang tua saya turut menyaksikan,” tambahnya. (Wawan Saputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.