KOMPAS.com - Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, tengah dihadapkan dengan kabar pencoretan dari pelatnas PBSI.
Kabar pencoretan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dari pelatnas PBSI sejatinya sudah bermunculan sejak akhir 2021.
Hal tersebut tak lepas dari inkonsistensi penampilan Praveen/Melati sepanjang kalender kompetisi tahun lalu.
Pada 2021, Praveen/Melati yang memiliki peringkat tertinggi di antara seluruh ganda campuran Indonesia, tercatat mengikuti 12 turnamen.
Baca juga: Matematika Dasar untuk Praveen/Melati
Namun, dari 12 turnamen yang diikuti, Praveen/Melati tak kunjung mempersembahkan gelar.
Pencapaian terbaik Praveen/Melati pada kalender kompetisi 2021 adalah menjadi runner-up dalam pergelaran Thailand Open I dan Hylo Open.
Setelah melalui beberapa turnamen tanpa raihan gelar, Praveen/Melati mulai dihadapkan dengan kabar pencoretan dari pelatnas PBSI.
Persisnya, kabar tersebut mulai santer terdengar setelah Praveen/Melati menunjukkan penampilan yang membuat sang pelatih, Nova Widianto, tampak geram, pada pergelaran Indonesia Masters, November lalu.
Baca juga: Pelatih Berang Lihat Performa Praveen/Melati di Indonesia Masters, Singgung Tanggung Jawab
Kini, setelah memasuki 2022, kabar pencoretan Praveen/Melati dari pelatnas PBSI kembali menjadi perbincangan hangat di tengah publik bulu tangkis Tanah Air.
Bahkan, kabar tentang pencoretan Praveen/Melati menjadi trending topic teratas di media sosial Twitter hingga Rabu (5/1/2022) malam WIB.
Kabar tersebut menjadi sinyal buruk dalam perjalanan Praveen/Melati di pelatnas PBSI.
Saat ini, pertanyaan tersebut belum menemui jawaban pasti.
Sebab, PBSI selaku induk bulu tangkis Tanah Air belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pencoretan Praveen/Melati.
PB Djarum selaku klub yang menaungi Praveen/Melati pun mengaku belum mendapat konfirmasi soal kabar pencoretan tersebut.
Ketua Umum PB Djarum, Yoppy Rosimin, hanya menjelaskan bahwa semua atlet pelatnas pada periode 2021 memang sudah dikembalikan ke klub masing-masing sejak Desember lalu.
Baca juga: BWF World Tour Finals: Praveen/Melati Kembali ke Ritme Permainan, tetapi...
Kini, para atlet tersebut, termasuk Praveen/Melati, masih menunggu pemanggilan untuk pelatnas periode 2022.
Artinya, Praveen Melati bersama atlet lain sejauh ini masih memiliki dua kemungkinan, yakni kembali dipanggil atau dicoret dari pelatnas PBSI.
"Semua atlet pelatnas dikembalikan ke klub masing-masing via PBSI Provinsi," kata Yoppy Rosimin saat dihubungi KOMPAS.com, Rabu (5/1/2022) sore WIB.
"Jadi, sejak medio Desember 2021, semua atlet kembali ke klub masing-masing sambil menunggu pemanggilan di 2022. Bisa dipanggil lagi, bisa juga tidak," ujar Yoppy Rosimin yang tak mengesampingkan adanya kemungkinan pencoretan.
Sebelumnya, Nova Widianto selaku pelatih ganda campuran Indonesia juga telah memberikan pernyataan terkait kabar pencoretan Praveen/Melati.
Baca juga: Melati Senang Praveen Marah-marah asal Jangan Didiamkan...
Nova Widianto pun belum bisa memberi kepastian. Sebab, dia menyebut komposisi pelatnas PBSI 2022 saat ini belum terbentuk.
PBSI masih harus menggelar Seleknas 2022 sebelum memastikan hal tersebut.
"Promosi dan degradasi pelatnas PBSI masih nunggu hasil seleknas awal Januari ini. Kami semua sekarang masih libur," kata Nova Widianto.
Adapun Seleknas PBSI 2022 dijadwalkan berlangsung di Pelatnas PBSI, Jakarta Timur, pada 10-15 Januari mendatang.
Ratusan atlet yang sudah mendaftar bakal bertanding untuk memperebutkan satu tiket Pelatnas PBSI 2022.
Baca juga: PBSI Siap Gelar Seleksi Nasional demi Melakukan Regenerasi Atlet
Seleknas PBSI 2022 tidak menggunakan aturan Divisi 1 atau 2. Semua atlet akan bertanding di kompetisi yang sama dan hanya dibedakan dari segi usia.
Nantinya, Seleknas PBSI 2022 akan mempertandingkan dua kelompok umur, yakni Taruna (kelahiran 2004 dan seterusnya) dan Dewasa (kelahiran 2002 dan 2003).
Menurut Kepala Bidang Turnamen dan Perwasitan PBSI Mimi Irawan, total 90 persen dari 34 Pengprov PBSI sudah mengirim atletnya ke Seleknas PBSI 2022.
"Walau dengan banyak peserta, kami tetap memberlakukan sistem round robin terlebih dahulu. Tidak langsung sistem gugur. Ini agar semua bisa bersaing, tidak terpatok satu pertandingan saja," kata Mimi, dikutip dari rilis resmi PBSI yang diterima KOMPAS.com.
"Kami akan langsungkan pengundian pembagian grup dan baru akan diketahui jumlah peserta yang tepat. Lebih adil juga karena seleknas tidak dibagi berdasarkan divisi," ujar Mimi menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.