Dalam hal ini tentu saja yang menjadi sorotan adalah bagaimana bisa sebuah negara yang tengah dijatuhi hukuman yang sangat mencemarkan itu tidak diketahui secara luas di kalangan masyarakatnya.
Di tengah kecanggihan teknologi informasi agak sulit masuk akal bahwa warga negara sebuah negara merdeka tidak mengetahui bahwa negaranya tengah menjalani hukuman “berat”.
Hukuman berat dan sangat memalukan bisa tidak diketahui masyarakat luas. Apakah memang disembunyikan atau ada sebab lain walahhualam bisawab.
Atau mungkin juga hukuman tersebut dinilai tidak begitu penting karena Indonesia memang selama ini terlihat sulit menjadi juara di tingkat dunia dan tidak sedang atau akan menyelenggarakan event olahraga internasional di dalam negeri.
Baca juga: Fakta Piala Thomas yang Pulang ke Indonesia, Tinggi 71 Cm dan Tertulis Inskripsi IBF
Dalam konteks ini untuk sementara waktu maka dapat disimpulkan bahwa apabila Indonesia tidak meraih gelar juara di gelanggang Thomas Cup, maka kita semua, minimal sebagian besar warga Indonesia tidak tahu bahwa negara Indonesia tercinta tengah menjalani hukuman yang sangat memalukan.
Jangankan hukumannya, keberadaan LADI dan WADA pun sebagian besar dari kita tdak tahu.
Piala Thomas kali ini tidak hanya telah berhasil direbut kembali dengan perjuangan tidak kenal menyerah.
Thomas Cup sekaligus juga telah berhasil menyingkap tabir dari keberadaan WADA dan LADI.
Piala Thomas telah menelanjangi aib yang tengah disandang negeri ini yaitu sebuah hukuman yang memalukan.
Hukuman yang berwujud larangan mengibarkan bendera kebangsaan pada saat menjuarai gelanggang olahraga antarbangsa.
Hukuman yang melarang Indonesia menyelenggarakan event olahraga internasional di dalam negeri.
Hukuman yang sangat “menghina” Indonesia sebagai sebuah bangsa. Semoga peristiwa seperti ini tidak terulang kembali di masa datang.
Terlepas dari itu semua, kiranya penghargaan, rasa bangga dan salut tidaklah berkurang ditujukan kepada regu bulu tangkis Indonesia yang telah berhasil merebut kembali Piala Thomas.
Terima kasih kepada seluruh jajaran pembina, pelatih, pengurus PBSI dan terutama para pemain yang telah memperlihatkan performa luar biasa dalam mengangkat harkat olahraga Indonesia di panggung Internasional. Bravo Zulu!
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.