KOMPAS.com - "Now or never" (sekarang atau tidak sama sekali) menjadi kata-kata sakti yang mengiringi perjuangan Jonatan Christie dan tim Indonesia pada Piala Thomas 2020.
Kata-kata tersebut memiliki kekuatan yang mampu membangkitkan motivasi Jonatan Christie dkk untuk merengkuh gelar Piala Thomas.
Langkah tim Indonesia pada Piala Thomas 2020 terbilang berat sejak fase grup. Mereka bersaing di Grup A bersama Taiwan, Aljazair, dan Thailand.
Setelah lolos ke fase gugur, tim Thomas Indonesia langsung bertemu Malaysia di perempat final.
Lalu, di semifinal, Indonesia harus menghadapi raksasa bulu tangkis Eropa, Denmark, yang pada Piala Thomas 2020 bertindak sebagai tim tuan rumah.
Baca juga: Klasemen Akhir Grup A Piala Thomas 2020: Indonesia Sempurna, Taiwan Tersingkir
Bertemu lawan-lawan tangguh menjadi cobaan tersendiri bagi tim Thomas Indonesia.
Namun, mereka mampu melewati setiap tantangan hingga menembus final Piala Thomas 2020.
Di final, Indonesia kembali menemui cobaan berat. Jonatan Christie dkk bertemu China selaku juara bertahan.
Bagi Indonesia, China merupakan ancaman besar, terlebih ketika harus bertemu pada final Piala Thomas.
Sebelumnya, Indonesia sudah menelan tiga kekalahan dari lima final Piala Thomas kontra China, termasuk pada edisi 2010, ketika tim Merah Putih takluk 0-3 .
Catatan tersebut membayangi tim Thomas Indonesia ketika kembali bersua China pada final Piala Thomas 2020.
Namun, lagi-lagi tim Indonesia mampu melalui tantangan yang menghadang.
Mereka berhasil mengalahkan China dengan skor 3-0 berkat poin yang disumbangkan oleh Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie.
Jojo, sapaan akrab Jonatan Christie, berperan sebagai penyumbang poin terakhir untuk Indonesia.
Dia mengalahkan Li Shi Feng lewat drama rubber game berdurasi 82 menit.
Baca juga: Hasil Final Piala Thomas 2020: Jonatan Christie Menang, Indonesia Juara!
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.