"Namun, sampai saat ini kami tidak diberi tahu, siapakah penumpang pesawat tersebut yang telah berinteraksi dengan 24 orang (termasuk ofisial Indonesia)."
"Ini sudah tidak masuk akal sebenarnya. Siapa penumpang pesawat tersebut yang terkena Covid-19," kata Agung.
Kontroversi kemudian berlanjut dengan tunggal putri asal Turki, Neslihan Yigit, yang tetap boleh bertanding meski diketahui satu pesawat dengan tim Indonesia.
Nama Neslihan Yigit masih ada di jadwal pertandingan babak kedua (16 besar) All England.
Hal itu berbanding terbalik dengan Anthony Sinisuka Ginting dkk yang harus gugur dari turnamen bulu tangkis bergengsi itu.
"Pada saat yang sama, ada pemain dan pelatih Turki dan mereka dapat tetap bertanding. Itu fakta ya," ujar Agung.
Namun, terkini, Neslihan Yigit sekarang telah mengundurkan diri All England menurut laporan dari BWF.
Kejanggalan lainnya adalah soal semua protokol kesehatan yang sudah dipatuhi tim Indonesia, tetapi mereka tetapi dipaksa mundur.
Kontingen Indonesia sendiri telah mendapat vaksin dua dosis dan berada dalam kondisi sehat sesuai aturan yang telah ditetapkan BWF.
Baca juga: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021, BWF Must Be Responsible...
Mereka juga telah melakukan tes PCR dan swab, tetapi tetap tidak boleh melanjutkan kiprah di All England.
"Anda bisa bayangkan betapa anehnya kami yang sudah divaksin, bukan hanya tidak boleh bertanding, melainkan juga diminta isolasi 10 hari," ujar Agung.
"Saya kurang paham apakah ini diskriminasi atau tidak. Kalau tidak boleh bertanding, ya pulang saja kalau begitu, kan itu seharusnya. Namun, kami diisolasi."
"Kami masih menunggu informasi lanjutan dari NHS," tuturnya.
Kontroversi sudah terlihat kala ganda putra Tanah Air, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, bertanding pada babak pertama pada Kamis (18/3/2021).
Ahsan/Hendra menantang wakil Inggris, Ben Lane/Sean Vendy. Lalu, The Daddies berhasil menang setelah melewat laga yang mencapai rubber game.