KOMPAS.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Rionny Mainaky, bicara soal kelemahan tunggal putri Indonesia.
Rionny Mainaky resmi ditunjuk sebagai Kabid Binpres PBSI periode 2020-2024 di bawah kepemimpinan Ketua Umum, Agung Firman Sampurna.
Sebelum menjadi Kabid Binpres, Rionny Mainaky adalah kepala pelatih sektor tunggal putri Indonesia.
Meski sudah berganti jabatan, saudara kandung Rexy Mainaky dan Richard Mainaky itu masih merangkap sebagai pelatih tunggal putri.
Baca juga: Jelang All England, PBSI Ungkap Kekuatan dan Kelemahan Tim Indonesia
Pasalnya, PBSI hingga saat ini masih mencari sosok yang tepat untuk mengisi kursi kepelatihan di nomor tersebut.
Adapun sektor tunggal putri masih menjadi pekerjaan rumah besar PBSI. Bukan rahasia lagi bahwa tunggal putri Indonesia masih kesulitan menorehkan prestasi di pentas internasional.
Menurut Rionny, kelemahan pemain tunggal putri Indonesia terletak pada mental, daya juang, dan kondisi fisik.
Selain itu, Rionny juga menilai para pemain tunggal putri Indonesia belum sepenuhnya fokus bermain bulu tangkis.
Hal tersebut yang dinilai Rionny menjadi salah satu kendala tunggal putri belum mampu bersaing di kancah internasional.
Pernyataan itu diungkapkan Rionny dalam wawancara eksklusif dengan KOMPAS.com via aplikasi pesan Whatsapp, pada Sabtu (13/3/2021).
Dalam wawancaranya, Rionny juga mengungkapkan soal kesiapan Indonesia menjelang Olimpiade Tokyo, perbedaan pelatihan di Jepang dan Indonesia, hingga perekrutan pemain muda di pelatnas.
Untuk persiapan Olimpiade, Rionny mengatakan PBSI tetap akan mengadakan training camp, khusus untuk para atlet yang tampil di pesta olahraga terakbar di dunia tersebut.
Baca juga: 2 Hal yang Bedakan Tim Bulu Tangkis Indonesia dengan Jepang
Berikut hasil wawancara KOMPAS.com dengan Rionny Mainaky:
Berdasarkan hasil turnamen Asia di Thailand kemarin, bagaimana Anda melihat peta persaingan bulu tangkis dunia saat ini?
Ini belum bisa terlihat semua, karena pada Thailand Open kemarin pun banyak negara yang tidak ikut terlibat, seperti China dan Jepang. Sehingga kekuatan lawan belum bisa diketahui keseluruhan.