KOMPAS.com - Pebulu tangkis asal Hong Kong, Chau Hoi Wah, resmi menggantungkan raket alias pensiun pada 5 Juni 2020, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-34 tahun.
Selama berkarier di nomor ganda campuran, pencapaian terbaik Chau Hoi Wah dan sang tandem, Lee Chun Hei, adalah meraih gelar juara pada Kejuaraan Asia 2014.
Gelar itu menjadikan Lee/Chau sebagai pasangan ganda campuran pertama dari Hong Kong yang mampu menjadi juara Asia.
Setelah keberhasilan tahun 2014, Lee/Chau kembali menjadi pasangan ganda campuran pertama dari Hong Kong yang mampu menjuarai turnamen BWF Superseries (2015) dan menyabet medali Kejuaraan Dunia (2017).
Kini, setelah 15 tahun berkarier, Chau pun memutuskan untuk berhenti.
Baca juga: Praveen/Melati Ungkap Lawan Terberat Mereka pada PBSI Home Tournament
"Rasanya rumit," ucap Chau, dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF.
"Saya tahu saya akan pensiun suatu hari nanti dan saya juga merencanakannya. Saya membicarakan hal ini dengan keluarga saya dan para pelatih, tetapi ketika tiba waktunya saya menyerahkan surat pengunduran diri, rasanya cukup menggetarkan," ucapnya.
"Senang, sedih. Bukan sedih karena saya pensiun, tetapi karena waktu yang cepat berlalu. Saya bahagia dengan pencapaian-pencapaian saya. Syukurlah, saya tidak pensiun dengan penyesalan," kata Chau.
Baca juga: Liliyana Natsir Kenang Perjuangan Tontowi Ahmad demi Emas Olimpiade
Lebih lanjut, Chau Hoi Wah mengungkap lawan terberat yang pernah dia hadapi sepanjang kariernya.
Sosok berusia 34 tahun itu mengatakan bahwa mantan pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, adalah rival paling berat.
"Tentu saja, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad. Kami (Lee/Chau) bertanding melawan mereka beberapa kali, tetapi kami sering kalah dari mereka. Mereka seperti 'pembunuh' bagi kami pada suatu turnamen," ucap Chau.
"Saya menyukai cara Tontowi dan Liliyana berlatih keras dan terus berubah dari tahun ke tahun. Mereka sangat pintar dan cerdas sebagai pasangan," kata Chau memuji.
"Skill Natsir dan Ahmad, serangan dan penempatan bola dari Ahmad, lalu bagaimana Natsir mengatur permainan di depan net," katanya.
"Saya ingat betapa menyenangkannya bertanding melawan mereka. Saya tidak peduli soal menang atau kalah. Saya menikmati tantangannya, saya menikmati momennya, sering kali begitu," tutur Chau lagi.
Chau Hoi Wah cantik yaaaa ???????? #HongKongOpenSuper500 pic.twitter.com/LwjkBCwMIw
— Etim Etim Eci Berkebun (@sintasnap) November 13, 2018
Hingga tak lagi berkompetisi, catatan pertemuan alias head to head antara Lee/Chau dan Tontowi/Liliyana ialah 2-7.
Dua kemenangan Lee/Chau atas pasangan yang akrab disapa Owi/Butet itu masing-masing terjadi pada Australian Open 2015 dan BWF World Superseries Finals 2015.
Pasca-pensiun sebagai pemain, Chau Hoi Wah akan melanjutkan karier sebagai pelatih bulu tangkis di Mandarin Badminton Club di Toronto, Kanada.
Chau mengaku senang karena bisa kembali memberi kontribusi kepada olahraga permainan ini di Kanada dan menjadi bagian dari pembangunan bulu tangkis di sana.
"Saya sangat bersemangat dan gugup sekaligus. Saya sudah lama tidak berkumpul dengan keluarga saya untuk waktu yang lama," kata Chau. (Diya Farida Purnawangsuni)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.