JAKARTA, KOMPAS.com - Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan, mengaku sudah belajar banyak dari pengalamannya saat berlaga pada Olimpiade Rio 2016.
Pengalaman itulah yang akan dibawanya sebagai bekal untuk menghadapi Olimpiade Tokyo.
Praveen Jordan melakukan debut Olimpiade pada 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Ketika itu, Praveen masih berpasangan dengan Debby Susanto.
Langkah Praveen/Debby berhenti pada babak perempat final.
Mereka kalah 16-21,11-21 dari rekan senegara, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Praveen mengatakan ia sudah belajar banyak dari pengalaman tersebut.
"Saya sudah satu kali ikut Olimpiade dan dapat banyak pelajaran. Dari pengalaman tersebut, untuk tahun depan saya harus menjaga motivasi dan tetap mengendalikan diri," kata Praveen dikutip dari BolaSport.com.
"Saya tidak boleh berlebihan dan harus tetap fokus, sambil mempertahankan motivasi," tutur dia.
Baca juga: Olimpiade Tokyo Ditunda, Program Latihan Praveen/Melati Tak Berubah
Praveen Jordan kini berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti sejak 2019.
Praveen/Melati saat ini menduduki peringkat keempat Race to Tokyo yang menentukan kelolosan ke Olimpiade Tokyo.
Mereka adalah pasangan ganda campuran Indonesia dengan peringkat tertinggi saat ini.
Hal tersebut membuat mereka direken menjadi salah satu kandidat untuk lolos ke Olimpiade Tokyo, bahkan meraih medali emas untuk Indonesia dari cabang bulu tangkis.
Apalagi, mereka punya bekal yang sangat baik berupa trofi All England Open 2020 pada Maret lalu.
Praveen tak ingin menjadikan ekspektasi publik sebagai tekanan.
"Tidak ada perasaan terbebani. Proses menuju Olimpiade memang tidak mudah, tetapi ini jadi tantangan buat saya dan Meli (panggilan Melati)," ujar Praveen.
"Kami punya tantangan meneruskan tradisi medali emas dan kami memang ingin melanjutkan tradisi tersebut," tuturnya.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut medali emas Olimpiade pada 2016, yang menjadi satu-satunya medali emas tim Merah Putih pada ajang empat tahunan tersebut.
Catatan sejak Olimpiade Sydney 2000 menunjukkan cabang bulu tangkis hanya satu kali gagal menyabet medali emas Olimpiade, yaitu pada 2012. (Lariza Oky Adisty)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.