Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendra Setiawan Kenang Momen Sulit dalam Karier Bulu Tangkis

Kompas.com - 31/05/2020, 08:40 WIB
Eris Eka Jaya

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu pebulu tangkis ganda putra terbaik Indonesia, Hendra Setiawan, mengungkap beberapa momen sulit dalam kariernya di dunia badminton.

Hendra Setiawan lebih kurang telah berkarier selama 25 tahun di dunia bulu tangkis, dengan raihan banyak gelar.

Pebulu tangkis kelahiran 25 Agustus 1984 itu mengawali kariernya di sektor ganda putra berpasangan dengan Markis Kido.

Setelah itu, dia pun berpasangan dengan Mohammad Ahsan pada pengujung 2012.

Baca juga: Eks Tandem Hendra Setiawan Dukung Rencana BAM Datangkan Rexy Mainaky

Terkait perjalana kariernya, Hendra pun menceritakan masa-masa sulit yang dialami selama berpartner dengan kedua pemain tersebut.

"Sama (Markis) Kido dulu sudah di atas terus turun. Itu cukup sulit (untuk bisa bangkit lagi)," tutur Hendra saat melakukan wawancara secara virtual bersama PB PBSI di Instagram live, Sabtu (30/5/2020), seperti dikutip dari Antara.

Saat masih bersama Markis Kido, keduanya pernah mencatatkan sederet prestasi bergengsi, antara lain meraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing, Kejuaraan Dunia 2007, serta menduduki posisi pertama ganda putra dunia pada periode September 2007.

Pun demikian saat bersama Mohammad Ahsan, sejumlah gelar juga diraih Hendra.
Keduanya telah mencatatkan tiga gelar juara dunia (2013, 2015, 2019), dua gelar All England (2014, 2019), juara BWF World Tour Finals 2019, dan juara pada sejumlah turnamen world tour dan super series.

Baca juga: Kilas Balik 2019, Hendra Setiawan Jadi Pebulu Tangkis Tertua yang Juara Dunia

Mereka kini juga masih bertahan di posisi peringkat kedua dunia BWF.

Namun, perjalanan meraih berbagai gelar tersebut tak selalu mulus.

Hendra mengenang betapa sulitnya membangun kecocokan ataupun irama mulai dari awal lagi saat berpasangan dengan Ahsan.

"Dengan Ahsan harus mulai dari awal lagi, itu pasti sulit," ucapnya.

Namun, di antara berbagai masa sulit tersebut, kegagalan di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro diakui Hendra menjadi yang tersulit saat itu sekaligus kenangan terburuk.

Baca juga: BWF Rilis Regulasi Baru untuk Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020

Datang sebagai pemain peringkat kedua dunia pada saat itu, Hendra/Ahsan berpeluang besar dan diharapkan bisa kembali membawa pulang medali emas, sebuah tradisi yang sempat terhenti pada Olimpiade 2012 London.

Sayangnya, perjalanan Hendra/Ahsan pada Olimpiade 2016 jutsru harus terhenti lebih awal setelah dikalahkan oleh pasangan peringkat lima asal China, Chai Biao/Hong Wei, 15-21, 17-21, pada babak penyisihan Grup D.

"Olimpiade 2016 itu adalah (masa) sulit karena kesempatannya lebih besar, tetapi gagal. Kami juga dulu underperformed banget," kata pria berusia 35 tahun itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com