JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Hariyanto Arbi, sempat berdebar-debar saat diminta memperkuat skuad Piala Thomas 1994.
Dikutip BolaSport.com dari PB Djarum, Hariyanto Arbi masuk ke dalam skuad Piala Thomas bergabung dengan sejumlah pemain lain.
Kala itu Indonesia diperkuat pemain seperti Joko Supriyanto, Hermawan Susanto, Ardi Wiranata, Ricky Subagja, dan Rexy Mainaky.
"Saat diberitahu secara resmi, jantung saya berdebar keras," kata Hariyanto.
Indonesia saat itu bergabung dengan China, Swedia, dan Finlandia pada penyisihan Grup A.
Hariyanto bermain dua kali, masing-masing saat melawan Finlandia dan China.
Ia menang 15-5, 15-7 melawan Jiry Alto (Finlandia) dan menaklukkan Xie Yangchun (China) 15-5, 15-5.
Catatan tersebut membuatnya kembali dipercaya saat melawan Korea Selatan pada babak semifinal.
Namun, ia kalah 16-17, 1-15 dari Park Sung-woo.
Indonesia masih selamat karena menang 4-1 dan lolos ke final.
Baca juga: Legenda Bulu Tangkis Hariyanto Arbi Kritik Atlet Indisipliner
Laga final melawan Malaysia menjadi momen penebusan kekalahan Hariyanto.
Ia menang 15-6, 15-11 atas Rasyid Sidek.
Indonesia sukses juara setelah menang 3-0 atas tim negara tetangga tersebut.
Pemain berjulukan "Smash 100 Watt" tersebut tetap menjadi andalan hingga Piala Thomas 1996.
Saat itu, kekuatan Indonesia nyaris tak berubah, kecuali Alan Budikusuma yang menggantikan Hermawan Susanto.
Meski Indonesia menjadi juara Grup A, Hariyanto kembali tersandung.
Ia kalah melawan Sun Jun pada laga versus China, dan membuatnya harus menepi pada laga melawan Swedia.
Hariyanto kembali membalas pada pertandingan kontra Inggris dengan mengalahkan Darren Hall.
Setelah absen melawan Korea Selatan pada semifinal, Hariyanto diplot untuk bermain pada babak final.
Hariyanto yang tampil pada pertandingan ketiga melawan Thomas Stuer-Lauridsen.
Indonesia sebelumnya sudah unggul 2-0.
Menang 15-8 pada gim pertama, Hariyanto kembali diuji.
Ia cedera pinggang saat unggul 5-1 pada gim kedua.
Namun, Hariyanto tetap bermain meladeni sang lawan.
“Saya ngotot dan main ngamuk saja. Saya memang ingin cepat-cepat menang. Sakit tidak saya rasakan," ujar Hariyanto.
"Demi trofi, sakit saya pendam agar lawan tidak bertambah kepercayaan diri," tuturnya melanjutkan.
Hariyanto tampil meyakinkan pada gim kedua dan menang 15-8 dan memperbesar keunggulan Indonesia.
Indonesia akhirnya menang 5-0 lewat dua kemenangan yang dikemas Bambang Suprianto/Rudy Gunawan dan Alan Budikusuma. (Lariza Oky Adisty)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.