KOMPAS.com - Tim nasional bulu tangkis Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan untuk bisa menjadi juara lagi dalam turnamen bergengsi Piala Thomas 2020.
Seperti diketahui, Indonesia menyandang status sebagai unggulan pertama dalam turnamen yang bakal berlangsung di Arrhus, Denmark, pada 3-11 Oktober 2020 mendatang.
Tim Piala Thomas mengungguli Jepang yang diunggulkan di tempat kedua, serta China dan Denmark yang menempati status unggulan 3/4.
Indonesia kemudian diharapkan bisa melunasi status favorit juara itu dalam kejuaraan beregu dua tahunan tersebut.
Tim Piala Thomas juga dihadapkan oleh persiapan yang belum maksimal akibat pandemi virus corona.
Baca juga: 5 Negara dengan Koleksi Trofi Piala Thomas Terbanyak, Indonesia di Atas China
Kendati sudah diundur dari Agustus hingga Oktober nanti, sisa waktu lima bulan menjelang putaran final Piala Thomas 2020 belum tentu bisa dimanfaatkan penuh untuk persiapan.
Hal itu disebabkan karena program latihan yang belum bisa berjalan maksimal akibat dari pandemi virus corona.
Meski demikian, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susi Susanti, tetap menegaskan Piala Thomas dan Uber 2020 menjadi turnamen prioritas bagi atlet pelatnas.
"Thomas dan Uber ini salah satu turnamen yang menjadi prioritas utama PBSI. Anak-anak sudah mulai mempersiapkan diri lagi," kata Susi Susanti kepada Antara.
"Akan tetapi tentu belum 100 persen kondisinya mengingat masih dalam situasi pandemi, kami lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan atlet. Jangan sampai sakit."
Jika dalam keadaan normal, Piala Thomas dan Uber rutin digelar pada pertengahan Mei. Biasanya, para pebulu tangkis juga bakal turun di beberapa turnamen sebagai ajang pemanasan sebelum beraksi di Piala Thomas dan Uber.
Turnamen yang masuk dalam agenda PBSI sebagai ajang pemanasan meliputi Malaysia Open, Singapore Open, Kejuaraan Asia, dan Denmark Open.
Namun, pandemi virus corona telah membuat semua turnamen bulu tangkis ditunda dan dibatalkan.
Kondisi tersebut dinilai Susi Susanti tidak hanya mengganggu persiapan tim Indonesia, tapi juga seluruh peserta Piala Thomas dan Uber 2020.
Karenanya, Susi menilai semua negara memiliki peluang yang sama pada turnamen ini. Adapun soal peta kekuatan lawan, Susu menilai seluruh negara peserta saat ini memiliki kekuatan yang merata.
Baca juga: Ganda Putra Malaysia Disiapkan untuk Taklukkan Marcus/Kevin pada Piala Thomas
Bahkan, dengan pensiunnya spesialis ganda putra Denmark, Mathias Boe, juga dianggap tidak terlalu menguntungkan Indonesia.
"Saya lihat kekuatan masih merata. Kita punya peluang. Akan tetapi kembali bagaimana dengan persiapannya. Mudah-mudahan kita bisa benar-benar memanfaatkan sisa waktu ke depan," ucap Susi Susanti mengakhiri.
Sementara itu, meski sudah 18 tahun belum lagi menjuarai Piala Thomas, Indonesia masih menjadi negara dengan trofi terbanyak yakni 13 gelar.
Adapun China ada di urutan kedua dengan 10 gelar, diikuti Malaysia (5), dan Jepang serta Denmark dengan masing-masing satu trofi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.