Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Mistis, Ini Penjelasan Soal Penerbangan Hantu, Apa Itu?

Kompas.com - 18/06/2022, 19:55 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa istilah penerbangan yang jarang didengar masyarakat awam, salah satunya ghost flight atau penerbangan hantu.

Penerbangan hantu dalam hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian mistis apa pun.

Dilansir dari Simple Flying, Rabu (15/6/2022), penerbangan hantu adalah sebutan ketika maskapai tetap melakukan penerbangan tanpa adanya penumpang.

Apa fungsi penerbangan hantu?

Penerbangan hantu bertujuan agar maskapai tetap bisa mempertahankan slot mereka di bandara. Ketentuan tersebut dibuat oleh Komisi Eropa dan Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA).

Ketentuan ini juga dikenal sebagai “gunakan atau kehilangan" (use it or lose it). Sebelum pandemi Covid-19 melanda, setiap maskapai penerbangan wajib mematuhi aturan 80:20.

Artinya, maskapai harus memakai setidaknya 80 persen slot waktu mereka agar bisa mempertahankan slot yang ditentukan.

Baca juga: Apa Itu Penerbangan Hantu? Berikut Penjelasannya

Namun, setelah pandemi, peraturannya berubah menjadi 50:50 karena adanya pembatasan.

Kemudian, berubah lagi setelah pembatasan dicabut, slot waktu yang harus digunakan naik ke angka 70 persen mulai 27 Maret 2022.

Menurut Chief Executive Officer Lufthansa Group, Carsten Spohr, adanya aturan “gunakan atau kehilangan” membuat mereka harus melakukan banyak penerbangan tambahan.

“Kita harus melakukan 18.000 penerbangan tambahan yang tidak perlu hanya untuk mengamankan (jalur) lepas landas dan mendarat dengan benar,” katanya.

Berdampak buruk terhadap lingkungan

Selain berdampak terhadap maskapai penerbangan, keberadaan penerbangan hantu juga berdampak terhadap lingkungan karena menghasilkan polusi udara dalam jumlah besar.

Dilansir dari nationalgeographic.co.uk, frekuensi penerbangan hantu menjadi lebih sering selama lockdown.

Greenpace memperkirakan, terdapat sekitar 100.000 penerbangan hantu melintasi Eropa pada musim dingin 2021/2022.

Padahal, dari penerbangan hantu tersebut bisa menghasilkan kurang lebih 2,1 juta ton emisi karbon dioksida, yang setara dengan emisi lebih dari 1,4 juta mobil per tahunnya.

Baca juga: “Penerbangan Hantu” Memicu Kepanikan, Dua Jet Tempur Pun Dikirim

Hasil dari karbon dioksida pesawat tentunya akan berdampak buruk terhadap perubahan iklim bumi. Belum lagi sektor perjalanan adalah salah satu sektor yang terus tumbuh sebesar empat persen per tahunnya dari delapan persen saat ini.

Ditambah lagi, pada bulan Oktober 2021, industri penerbangan berjanji mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050.

Sumber: Kompas.com (Penulis Desi Intan Sari | Editor Ni Nyoman Wira Widyanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com