Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siska Dewi
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Siska Dewi adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

5 Alasan Pegawai Tidak Sejahtera, Para Bos Wajib Tahu

Kompas.com - 18/06/2022, 13:51 WIB
Kompasianer Siska Dewi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "5 Alasan Pegawai Tidak Sejahtera, Para Bos Wajib Tahu"

KOMPAS.com - Dalam sebuah laporan, Gallup memeriksa bagaimana perasaan pegawai tentang pekerjaan dan kehidupan mereka.

Gallup mengevaluasi keterlibatan pegawai (employee engagement) dan kesejahteraan hidup mereka.

Negara-negara yang disurvei mencakup 10 area, yakni Amerika Serikat dan Kanada; Amerika Latin dan Karibia; Eropa; Negara-Negara Persemakmuran; Timur Tengah dan Afrika Utara; Sub-Sahara Afrika; Asia Timur; Asia Selatan; Asia Tenggara; serta Australia dan Selandia Baru.

Keterlibatan pegawai di Indonesia meningkat namun kesejahteraan stagnan

Keterlibatan pegawai di Indonesia meningkat dari 22 persen (rata-rata 2018-2020) menjadi 24 persen (rata-rata 2019-2021). Indonesia menempati posisi keempat di Asia Tenggara, di bawah Filipina, Thailand dan Kamboja.

Baca juga: Rekrutmen Bersama BUMN Banyak Peminat, Berapa Gaji Pegawai BUMN?

Namun, persentase pegawai yang merasa sejahtera stagnan pada angka 24 persen. Indonesia menempati posisi ketujuh dari 9 negara Asia Tenggara, di atas Kamboja dan Myanmar.

Secara global, stres yang dialami para pegawai mencapai titik tertinggi sepanjang masa

Temuan ini dapat dipahami. Dalam dua tahun terakhir, pandemi mengakibatkan isolasi sosial, guncangan ekonomi, gangguan pendidikan, penyakit jangka panjang, dan kematian.

Secara global, pegawai yang merasa stres mencapai 44 persen. Kabar baiknya, Asia Tenggara menempati posisi ke sembilan (31%) di dunia dan Indonesia menempati posisi terendah di Asia Tenggara (20 persen).

Memang, stres yang dirasakan pegawai belum tentu disebabkan oleh pekerjaan. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa hal tersebut berdampak pada tempat kerja.

Lima alasan pegawai tidak sejahtera

Survei Gallup mengungkap 5 alasan pegawai merasa tidak sejahtera di tempat kerja. Mari kita simak satu per satu.

1. Diperlakukan tidak adil

"Menurutku, adil atau tidak adilnya seorang atasan, kembali lagi kepada persepsi bawahan. Hal itu sangat subjektif," kata seorang sahabat saya, sebut saja namanya Mona. "Pernah ada anggota tim kami yang sudah lama bekerja di perusahaan. Ketika ada peluang promosi jabatan dan orang lain mendapatkannya, dia merasa aku perlakukan tidak adil."

Mona bercerita bahwa bawahannya tersebut merasa diri sudah senior karena masa kerjanya lebih lama dibandingkan rekan yang dipromosikan. Padahal, keputusan promosi tersebut tidak diputuskan oleh Mona sendiri, melainkan keputusan tim dan melalui tes.

Tentu saja, apa yang dilakukan Mona bukan sikap pilih kasih. Semua pegawai yang merasa diri mampu mengisi posisi lowong, diberi kesempatan sama untuk mengikuti tes.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com