Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditugasi Jokowi di BRIN, Megawati: Tolong Bantu Saya Dong

Kompas.com - 24/04/2022, 20:00 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Megawati Soekarnoputri belum lama ini mengaku malu sebab masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai PDI-P sampai saat ini.

Dengan begitu, sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Rabu (20/4/2022), Megawati mengatakan, dia menjadi orang yang paling lama menjabat ketua umum partai.

Disampaikan dalam sambutan Kick Off dan Talkshow Pembentukan Brida, Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengaku sering mengungkapkan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya sama Pak Jokowi bilang, "Pak, saya ini sudah berumur, malu lah jadi ketua umum partai paling lama". Ini saja saya lagi berpikir, kapan saya disuruh berhenti ya," kata Megawati.

Megawati mengungkapkan, mendengar pernyataannya itu, Jokowi mengaku tidak menginginkan Mega pensiun dari dunia politik yang membesarkan namanya.

Baca juga: Ketika Megawati Sering Komentari Ibu-ibu, Dari Minyak Goreng hingga Baju Baru

""Ibu tidak boleh berhenti", beliau (Jokowi) bilang begitu. Yo wis, mbok ya jangan ditambah-tambahin toh. Sudah PPIP, oke lah saya mengerti Pancasila. Ini pula BRIN. "Ya kan ibu yang ngomong"," ujar Megawati.

"Iya, tapi saya tidak mikir ternyata saya yang ditugasi. Tolong bantu saya dong. Kalau mau kasih sama saya, bantu saya untuk BRIN. Bukan kepada pribadi saya," sambungnya.

Sebelumnya, Megawati menuturkan, banyak orang berprasangka buruk setelah dia dipilih oleh presiden untuk menduduki jabatan di BRIN. Bahkan, banyak orang menganggap, masuknya Megawati ke BRIN tak lepas dari unsur politik.

Dia pun menegaskan kepada seluruh pemerintah daerah (Pemda) bahwa Megawati adalah orang yang netral, tidak mencampuradukkan politik ke dalam tubuh BRIN, meskipun pembentukan Dewan Pengarah BRIN ditunjuk langsung olehnya.

"Pemerintahan daerah untuk bisa mengerti saya. Saya ini orang yang sangat taat aturan. Kalau tadi Pak Menko PMK mengatakan bahwa riset itu harus objektif, netral," pungkasnya.

(Penulis: Ade Miranti Karunia | Editor: Aprillia Ika)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com