Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tradisi di Bulan Ramadhan, Ini Asal-usul ‘Ngabuburit’

Kompas.com - 09/04/2022, 15:00 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim, Ada beragam tradisi yang identik dengan bulan Ramadhan di Indonesia. Salah satunya adalah ‘ngabuburit’.

Istilah ‘ngabuburit’ merujuk pada kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Kegiatannya pun bisa bermacam-macam, mulai dari jalan-jalan, membaca Al Quran, bersantai bersama keluarga, atau berburu hidangan untuk berbuka puasa.

Saat ini istilah ‘ngabuburit’ sudah dipakai secara umum di berbagai daerah di Indonesia. Tapi tahukah kamu, bagaimana asal-usul ‘ngabuburit’? Berikut penjelasannya.

Asal-usul kata ‘ngabuburit’

Meski sudah populer di masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia, istilah ‘ngabuburit’ sejatinya berasal dari bahasa Sunda.

Melansir berita Kompas.com (5/4/2022), Ketua Lembaga Budaya Sunda, Universitas Pasundan Bandung, Hawe Setiawan mengatakan, istilah ngabuburit berasal dari kata dasar burit yang berarti sore atau petang.

Baca juga: Asal-usul Kata Ngabuburit, Ternyata dari Bahasa Sunda  

Kata dasar dalam bahasa Sunda itu lalu mendapatkan awalan nga. Kemudian, terdapat repetisi kata bu dari burit, sehingga menjadi ngabuburit.

“Istilah ngabuburit itu memang istilah dari bahasa Sunda, berasal dari kata dasar burit, kalau dalam bahasa Indonesia berarti sore atau petang hari,” kata dia kepada Kompas.com (3/4/2022).

Ia menjelaskan, bahasa Sunda memiliki keunikan tersendiri. Hal itu bisa dilihat dari tambahan awalan ‘nga’ pada kata ‘burit’ yang merupakan kata dasar ‘ngabuburit’.

Dalam bahasa Sunda, kata keterangan waktu (dalam hal ini burit) bisa menjadi kata kerja setelah mendapatkan kata awalan (yaitu nga).

“Bahasa Sunda kosakatanya tidak begitu banyak, tapi variasinya hampir tidak terbatas. Maka, keunikan bahasa Sunda itu dari kata keterangan waktu, orang bisa membuat suatu kata kerja, yaitu dengan tambahan awal, seperti kata ngabuburit,” ujar Hawe.

Sedangkan pada Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit, seperti dikutip dari Kompas.com (13/4/2021).

Kalimat ngalantung ngadagoan burit berarti bersantai sambil menunggu waktu sore. Serupa dengan yang disampaikan Hawe, ngabuburit berasal dari kata dasar burit yang berarti sore hari.

Baca juga: Ngabuburit Bersepeda Listrik di Lapangan Karangpawitan Karawang

Salah satu stan yang siap menyapa pengunjung saat ngabuburit di Telaga Rena, Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Gresik.KOMPAS.com / HAMZAH Salah satu stan yang siap menyapa pengunjung saat ngabuburit di Telaga Rena, Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Gresik.

Kapan istilah ‘ngabuburit’ muncul?

Meski tidak menjelaskan waktunya secara pasti, Hawe menyebut istilah ‘ngabuburit’ sudah muncul sejak lama, tepatnya saat penyebaran agama Islam masuk ke tanah Sunda.

“Seingat saya sudah lama (muncul istilah ngabuburit), saya kira sejak nilai-nilai Islam masuk dalam wilayah budaya Sunda,” ujarnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan yang dilakukan dengan istilah ‘ngabuburit’ juga makin beragam. Dahulu, ‘ngabuburit’ diisi dengan aktivitas anak-anak yang bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com