Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Orang Sering Sakit Perut Setelah Minum Susu, Alergikah?

Kompas.com - 20/03/2022, 22:15 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi intoleransi laktosa membuat sebagian orang mungkin pernah mengalami sakit perut setelah minum susu sapi.

Padahal, minum susu penting untuk kesehatan tubuh, terutama dalam meningkatkan imunitas di tengah pandemi Covid-19.

"Sayangnya konsumsi susu tidak semua orang bisa, apalagi pada orang dewasa," papar Dokter Spesialis Gizi Klinik di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Fiastuti Witjaksono, SpGK (K), dalam webinar, Selasa (15/3/2022).

"Sering terjadi pada orang dewasa itu konsumsi susu timbul diare, sakit perut, sering buang angin, sembelit, bahkan kadang-kadang muntah," sambungnya.

Di samping itu, dirinya menegaskan bahwa tidak semua orang yang memiliki efek samping setelah minum susu mengalami intoleransi laktosa.

Baca juga: Sakit Perut Setelah Minum Susu, Apa Sebabnya? Ini Kata Dokter

Jika dilihat dari komposisi di dalam susu, 86,5 persen di antaranya adalah air. Susu juga mengandung karbohidrat yang disebut sebagai laktosa, kandungan ini lah yang kerap disebut sebagai penyebab dari munculnya permasalahan pada pencernaan.

"Padahal kadang-kadang kita belum periksa kita intoleransi laktosa atau tidak, tetapi (laktosa) selalu menjadi biang kerok," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, bukan hanya laktosa yang menjadi penyebab berbagai gangguan pencernaan setelah mengonsumsi susu, tetapi juga berhubungan dengan protein di dalam susu, yakni beta-kasein.

Jenis susu sapi yang baik untuk tubuh

Susu sapi terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya susu A1 dan susu A2. Dokter Fiastuti menuturkan, bahwa susu sapi A1 berasal dari sapi yang dikembangbiakkan secara khusus untuk menghasilkan susu, dan memiliki kandungan protein A1 dan protein A2 beta-kasein.

Sedangkan, susu sapi A2 berasal dari sapi spesial yang diseleksi khusus, dan hanya memiliki kandungan protein A2 saja tanpa A1.

Susu sapi A1 mengandung enzim bernama senyawa BCM-7 (beta-casomorphin), yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan intoleransi laktosa.

"Fragmen BCM-7 yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan pada tubuh, di antaranya masalah pencernaan yang mencerna susu sapi. Satu perbedaan asam amino dalam susu menyebabkan perbedaan di pencernaan dan penyerapan susu," ungkapnya.

Untuk diketahui, beta-casomorphin-7 atau BCM-7 adalah komponen bioaktif pada susu sapi A1 yang berfungsi seperti morfin, dengan merangsang berbagai reseptor opia pada sistem saraf, hormon, dan imunitas.

"Sayangnya, berbagai kandungan di dalam susu baik laktosa ata protein kadang menyebabkan kita tidak bisa mengonsumsi susu dengan optimal," terang Fiastuti.

Jika BCM-7 melewati saluran pencernaan, berpotensi masuk ke otak dan memblok area tertentu kemudian memengaruhi fungsi otak.

Dampak negatif protein A1

Baca juga: Studi: Minum Susu Fermentasi Secara Rutin Bisa Cegah Lupa

Pada kesempatan tersebut, Fiastuti menyebutkan beberapa dampak negatif dari protein A1 antara lain:

  • Munculnya rasa mual dan kembung akibat reaksi minum susu
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 1 dan autoimun

"Tolong dipikirkan selain kita lactose intolerant, ternyata penelitian 10 tahun terakhir mendapatkan ada jenis protein beta-kasein A1 yang bisa menimbulkan masalah pada kita," tutur Fiastuti.

Dirinya menyarankan agar mengonsumsi susu sapi A2 sebagai pengganti susu A1, jika Anda merasakan efek sakit perut setelah minum susu. Selain itu, periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti dari kondisi tersebut.

(Sumber: Kompas.com Penulis Zintan Prihatini | Editor Bestari Kumala Dewi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com