Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Goreng Langka di Pasaran, Kemendag Ungkap Biang Keroknya

Kompas.com - 05/03/2022, 20:00 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Pasokan minyak goreng di pasaran masih langka sampai saat ini. Kalau pun ada, harganya masih cukup mahal dibandingkan sebelum mengalami kenaikan pada awal tahun 2022.

Pemerintah pun telah mencari solusi untuk mengatasi langkanya pasokan minyak goreng di pasaran, namun berbagai kebijakan yang dikeluarkan belum berhasil mengubah kondisi.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan kurangnya pasokan minyak goreng di dalam negeri terjadi di lapangan atau di level pendistribusian produk ke pasar ritel.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (1/3/2022), Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, I G Ketut Astawa mengatakan, produsen minyak sawit mentah (CPO) telah memenuhi kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).

Produsen CPO telah memasok sebanyak 351 juta liter minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Baca juga: Alternatif Pengganti Minyak Goreng, dari Minyak Zaitun hingga Mentega

"Dari data yang ada, komitmen dari produsen CPO sudah mencapai 351 juta liter selama 14 hari. Kebutuhan kita per bulan sebenarnya antara 279 sampai 300 juta liter," kata Ketut.

Ketut menjelaskan, pasokan CPO yang dipenuhi produsen untuk kebutuhan dalam negeri seharusnya membuat produk minyak goreng membanjiri pasar dalam jangka waktu sebulan.

Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya, ketersediaan produk minyak goreng masih sedikit atau langka di pasaran, baik pasar modern maupun pasar tradisional.

Ketut menambahkan, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi bersama jajarannya dan Satgas Pangan telah turun ke lapangan dalam beberapa minggu terakhir untuk mengurai simpul permasalahan yang menyebabkan pasokan minyak goreng tersendat di pasaran.

Ketut mengakui, Satgas Pangan menemukan oknum-oknum yang sengaja menimbun minyak goreng dan tidak mendistribusikannya ke pasaran.

Baca juga: Setelah Minyak Goreng, Siap-siap Harga Tahu Tempe Diprediksi akan Naik

"Oleh karena itu, kami (Kemendag) serta jajaran juga sedang mencari letak simpulnya, termasuk mencari tahu jika ada yang menimbun," ujar Ketut.

"Memang ada temuan Satgas Pangan di Sumatera Utara, Kalimantan, dan lainnya. Tim Satgas pangan kabupaten, kota, dan provinsi sedang melakukan langkah evaluasi," kata Ketut.

Ketut juga mengungkapkan, masih ada masyarakat yang membeli minyak goreng dalam jumlah yang lebih banyak dari kebutuhan biasanya, sehingga ketersediaan minyak goreng semakin menipis.

"Karena ada informasi mengenai ketersediaan minyak hanya sedikit, masyarakat berbondong-bondong membeli. Satu keluarga sudah beli (minyak goreng), besoknya beli, sorenya beli, sehingga stok di ritel modern langsung habis," ujarnya.

Ketut mengatakan, semua pihak harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak perlu melakukan panic buying, sehingga ketersediaan minyak goreng di pasaran bisa tercukupi.

(Penulis: Akhdi Martin Pratama)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com