KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristet dan Teknologi Nadiem Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka ini merupakan pengganti nama dari Kurikulum Prototipe.
Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka ini sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Selain itu, kurikulum ini juga diluncurkan di sekolah lain.
"Kami memberikan fleksibilitas, Kurikulum Merdeka ini sudah kita tes di 2.500 sekolah penggerak, namanya dulu Kurikulum Prototipe," ujar Nadiem dilansir Kompas.com.
Nadiem mengatakan, Kurikulum Merdeka ini sudah mulai digunakn mulai tahun ajaran 202/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.
Baca juga: Nadiem Luncurkan Kurikulum Merdeka, Pahami 3 Keunggulannya
Sekolah bisa melaksanakan kurikulum baru ini secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing.
Esensi dari Kurikulum Merdeka ini adalah Merdeka Belajar.
Nadiem mengatakan Merdeka Belajar merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.
Misalnya, kata Nadiem, jika dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama.
Kemudian anak juga tidak bisa dipaksakan mempelahari suatu hal yang tidak disukai.
"Kita sebagai orangtua tentu tidak bisa memaksakan anak kita yang menyukai seni untuk belajar secara mendalam komputer dan sebaliknya," kata Nadiem.
Nadiem mengatakan, anak itu pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan keinginan belajar.
"Jadi tidak ada anak pemalas atau anak yang tidak bisa," tegasnya.
Merdeka Belajar merupakan terobosan Kemendikbud-ristek untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui kebijakan yang menguatkan peran seluruh insan pendidikan.
Kebijakan ini diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan.