Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Omicron Meningkat, Benarkah Banyak Terjadi Reinfeksi pada Penyintas Covid-19?

Kompas.com - 12/02/2022, 07:32 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 kembali mengalami lonjakan yang disebabkan varian Omicron diperkirakan terjadi hingga puncaknya pada awal Maret 2022.

Disebut juga varian Omicron ini terjadi reinfeksi atau infeksi ulang Covid-19 yang cenderung terjadi pada banyak orang yang sudah divaksinasi.

Dokter Spesialis Paru Konsultan, Dr dr Erlina Burhan MSc., Sp.P(K) mengatakan, kasus reinfeksi atau infeksi ulang Covid-19 varian Omicron cenderung banyak terjadi pada orang yang sudah divaksinasi.

"Pada kasus Omicron, reinfeksi dan infeksi pada individu yang tervaksinasi cenderung banyak terjadi," kata Erlina dalam diskusi daring bertajuk Super Immunity on Covid-19: What and How?, Sabtu (22/1/2022).

Erlina menjelaskan bahwa reinfeksi Covid-19 tersebut terjadi karena salah satu sifat varian Omicron yakni escape immunity atau bisa menghindari dan mengelabui sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, banyak orang yang sudah divaksin Covid-19 sekalipun, masih bisa terinfeksi, termasuk mengalami reinfeksi Covid-19 Omicron.

"Tapi memang, kita perlu menyampaikan kembali, walaupun terkonfirmasi (positif Covid-19), tetapi orang-orang yang sudah divaksin ini gejalanya umumnya ringan atau sebagian besar tanpa gejala," jelasnya.

"Ini harus digaris bawahi untuk melawan narasi yang mengatakan, buat apa divaksin toh tetap kena Omicron," tambahnya.

Oleh sebab itu, kata Erlina, super immunity baik yang hybrid immunity (imunitas kombinasi dari vaksinasi dan pernah mengalami infeksi) maupun boosted immunity (imunitas dari vaksinasi booster) sangat berperan dalam menjaga diri melawan infeksi Omicron ini, serta mencegah infeksi yang dapat mengakibatkan gejala atau keparahan yang berat.

Baca juga: Kasus Covid-19 Omicron Cenderung Banyak Terjadi Reinfeksi, Kok Bisa? Ini Penjelasannya

Lantas, saat banyaknya kasus Omicron saat ini, mengapa banyak orang mengalami reinfeksi Covid-19?

Reinfeksi adalah infeksi dengan strain baru SARS-CoV-2 pada individu yang telah pulih dari infeksi Covid-19 sebelumnya.

Beberapa kasus infeksi ulang Covid-19 yang dilaporkan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda.

Tidak sedikit masyarakat pun penasaran, kenapa orang yang sudah terinfeksi masih bisa terinfeksi kembali atau mengalami reinfeksi ini?

Dokter di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dr Helmia Hasan, Sp.P(K), M.PD.Ked mengatakan, reinfeksi sebenarnya bukanlah persoalan yang baru.

Helmia menjelaskan, ketika seseorang terinfeksi, maka akan muncul antibodi dalam tubuh orang tersebut.

Bahkan, pada kasus seminggu pertama infeksi Covid-19 itu terjadi, antibodi sudah mulai terbentuk. Dengan begitu, IgM, IgA dan IgG akan terdeteksi dalam 5-15 hari setelah infeksi terjadi.

Antibodi merupakan proteksi utama terhadap infeksi virus. Seroconversion rate pada infeksi SARS-CoV-2 diketahui lebih besar dari 90 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com